Wacana Penutupan TPA Piyungan, Resikplus Resmikan Wahana Sekolah Bersih Sampah

Photo Author
- Jumat, 8 Maret 2024 | 08:58 WIB
Peresmian wahana sekolah bersih sampah Resikplus di Pedukuhan Dagen, Kalurahan Pendowoharjo, Bantul, DIY.
Peresmian wahana sekolah bersih sampah Resikplus di Pedukuhan Dagen, Kalurahan Pendowoharjo, Bantul, DIY.


KRjogja.com - BANTUL - Bertepatan dengan peringatan Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, Resikplus meresmikan Wahana Sekolah Bersih Sampah sebagai langkah nyata untuk merdeka dari masalah sampahnya seiring dengan wacana penutupan TPA Piyungan di bulan April 2024 mendatang.

Peresmian yang dihadiri secara terbatas oleh internal resikplus dan perwakilan pengurus Pengelola Sampah Mandiri Dagen Makmur ini berjalan dengan khidmat dan sederhana. Dengan niat dan semangat serta harapan dapat memberikan Solusi atas permasalahan sampah yang sedang terjadi di Yogyakarta.

Wahana sekolah bersih sampah resikplus dibangun diatas lahan milik Resikplus seluas 650m2 yang berlokasi di pedukuhan Dagen Pendowoharjo Sewon Bantul. Wahana yang dilengkapi dengan beberapa fasilitas pengolahan sampah antara lain 1 unit TPS (Tempat pemilahan sampah) dan 3 jenis FDU (Fasilitas Daur Ulang) (organik-rosok-residu).

Baca Juga: Rampungkan Target Jalan Aspal Plastik, Kabupaten Garut Jadi Lokasi Penutup dengan Total Gelaran Aspal 50,2 km

“Tujuan dibangunnya wahana resikplus ini adalah sebagai tempat pembelajaran masyarakat untuk memahami akar masalah persampahanya, bukan hanya sebatas pada teknis pengolahan sampah seperti yang terjadi pada saat ini sehingga nantinya masyarakat dapat dengan mudah menentukan model pengelolaan sampahnya saat TPA Piyungan ditutup. Wahana ini merupakan implementasi dari rangkuman semua kegiatan resikplus dalam hal pengelolaan sampah sejak 2015 sampai saat ini. Menampilkan contoh nyata berbagai model pengelolaan sampah yang mudah dipahami dan ditiru oleh masyarakat sesuai kondisi wilayahnya. Tentunya kami sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah berkolaborasi dengan resikplus selama ini mulai dari pelanggan layanan jasa kelola sampah resikplus, operator jasa angkut swasta, akademisi, praktisi TPS 3R, Dinas Lingkungan Hidup, pemerintah desa, paguyuban dan kelompok pengelola sampah mandiri, karena konsep yang ada di wahana resikplus ini sebenarnya sudah terealisasi di beberapa wilayah para kolaborator tersebut sesuai potensi wilayahnya masing-masing,” jelas Bayu Imamtoko, selaku praktisi ahli Resikplus.

Sementara Pakar Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor Doktor Gunawan Sumodinigrat selaku akademisi ahli Resikplus mengatakan “bahwa Solusi dari masalah sampah ini sebenarnya sederhana yaitu adanya kesepakatan penghasil sampah untuk mengumpulkan dan mengolah sampahnya, Kalo tidak bisa ngolah sendiri maka harus membayar untuk diolahkan orang lain dan membayar untuk menyediakan fasilitas pengolahannya (sepakat-olah-bayar /SOB). Jika ketiga hal tersebut bisa dilakukan maka masalah sampah dapat segera diselesaikan mulai dari wilayah terkecil yaitu lingkup RT/RW bahkan pedukuhan seperti yang dilakukan oleh kelompok PSM Dagen Makmur (+/-120KK) dan lingkup perumahan seperti yang dilakukan oleh kelompok paguyuban perumahan Kasongan Permai (+/-400KK) yang sudah tuntas menyelesaikan masalah sampah di wilayahnya masing-masing.”

Baca Juga: Kolaborasi Aksi Memperkokoh Sinergi Bergerak bersama mewujudkan Jogja Kota Fashion Dunia

“Untuk menyelesaikan masalah sampah di suatu wilayah, perlu adanya pemahaman yang sama dari semua pihak terhadap masalah yang sedang terjadi. Semua pihak dalam konsep Pentahelix (pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas dan media) harus saling berkolaborasi untuk bertanggungjawab sesuai dengan hak dan kewajibannya dalam pengelolaan sampah. Melalui wahana Sekolah Bersih Sampah Resikplus inilah diharapkan semua pihak lebih mudah belajar untuk memahami peran dan tugasnya masing-masing,” imbuh Gunawan.

Tidak lupa disampaikan oleh beliau, bahwa kunci penting keberhasilan pengolahan sampah adalah pemilahan jenis sampah sejak awal sehingga tidak memberatkan di sisi akhir pengolahan sampah. Pada momen ini pula dikenalkan metode pemilahan dengan plastik warna dari rumah tangga. Ada dua warna plastik yaitu warna hijau dan merah yang harus disediakan penghasil sampah jika ingin berlangganan dengan layanan jasa kelola sampah resikplus.

Plastik warna hijau untuk wadah khusus sisa makanan dan sisa masakan (organik), plastik warna merah untuk wadah khusus popok sekali pakai, pembalut, plastik basah bekas kuah, kemasan alumunium foil dan sejenisnya (residu) sedangkan sisa kemasan yang kering dapat diwadahi dengan plastik dengan warna bebas selain merah dan hijau. Dengan pembedaan warna plastik sejak dari rumah tangga, tentunya akan sangat membantu dalam proses pengolahan sampah selanjutnya.

Baca Juga: 5 Tahun Dr Wing Wahyu Winarno Susun Buku 350+ Jenis Regresi

Acara Peresmian wahana sekolah bersih sampah resikplus ditutup dengan doa bersama dan diakhiri dengan pembagian plastik warna (hijau dan merah) secara simbolik kepada setiap peserta untuk disosialisasikan di wilayahnya masing-masing untuk mewujudkan Gerakan Bersih Sampah, Sepakat Olah bayar (SOB), Dari Yogyakarta untuk Indonesia, membangun Indonesia dari desa. Merdeka!(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X