KRJOGJA.com YOGYA - Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta tidak akan menaikkan uang kuliah tunggal atau (UKT). Bahkan jauh sebelum ribut-ribut soal UKT, ISI Yogya tidak ada pemikiran menaikkan UKT. Keputusan tidak menaikkan UKT sudah melalui pertimbangan matang dengan melihat latar belakang orang tua mahasiswa,
"Mahasiswa diminta benar-benar memberi informasi valid mengenai kondisi orang tua supaya kampus dapat mengambil kebijakan yang tepat," jelas Rektor ISI Yogyakarta, Dr Irwandi MSn kepada wartawan dalam jumpa pers paparan Penerimaan Mahasiswa Baru dan Dies Natalis ke-40, Selasa (28/5) siang di Gedung Rektorat ISI Yogyakarta.
Disebutkan keputusan tidak menaikkan UKT diimbangi dengan penambahan level. "Dari lima level UKT menjadi delapan, ebih variatif dan sesuai dengan kondisi orang tua mahasiswa," jelasnya.
Sedang rangkaian Dies Natalis XL Lustrum ke-8 ISI Yogya, Irwandi menyebutkan telah digeber sejak awal Mei lalu. "Puncaknya pada 30 Mei dengan Sidang Senat, dimana Rektor akan menyampaikan Laporan Tahunan," jelasnya
Juga ada orasi ilmiah dari Kemendikbud Ristek, seminar nasional pada 6 Juni dengan menghadirkan pembicara yang kompeten.
"Dalam seminar nasional, ISI akan menghadirkan pembicara kunci Prof Dr F Budi Hardiman dari Universitas Pelita Harapan. Pembicara lain, Dr Haryatmoko dari USD Yogyakarta, Dr Saras Dewi dari UI dan A Sujud Dartanto SSn MA dari Galery Nasional Indonesia," paparnya.
Dies Natalis juga disemarakkan berbagai acara unik, seperti pemutaran layar tancap, pasar kreatif melibatkan UMKM dan masyarakat setempat, konser orkestra dan banyak lagi. "Rangkaian kegiatan berlangsung sejak 6 Mei hingga 25 Oktober 2024," tandas Rektor. (Vin)