KRjogja.com, BANTUL - Sudah menjadi tradisi bagi para abdi dalem juru kunci makam Raja-Raja Mataram Kota Gede membuat 'Jenang Suran'. Jenang Suran adalah tradisi menyambut 1 Muharram Tahun Baru Islam yang dilakukan oleh para abdi dalem juru kunci ( Kasultanan Ngayogyakarta maupun Kasunanan Surakarta ) di Makam Raja-raja Mataram Kotagede.
Menurut Markus Purnomo dari Dinas Pariwisata Bantul, tradisi ini sudah ada sejak jaman Sultan Agung Hanyokrokusuma.
Dalam tradisi ini juru kunci menyiapkan jenang/bubur yang diberi nama “jenang panggul” untuk dibagi ke warga yang datang/pejiarah. Jenang panggul dibuat dari beras dengan lauk tahu, tempe, sayuran, dan “dele ireng”/kedelai hitam.
Adapun jenang pangul sendiri bermakna memanggul yang diartikan bahwa abdi dalem dan masyarakat yang datang bisa kuat memanggul beban hidup di tahun yang baru. “Dele”/kedelai bermakna “del”(Bahasa Jawa) yaitu putus dan ireng diartikan segala yang tidak baik. “Dele ireng” diartikan sebagai terputusnya segala yang tidak baik.
Tradisi ini diawali dengan pembacaan shalawat Nabi diiringi oleh kesenian hadroh dilanjutkan dengan doa dan zikir di depan gapura Makam Panembahan Senopati ing Alaga Sayidin Panatagama Khalifatullah Tanah Jawa.
Tahun ini ritual Jenang Suran akan dilaksanakan pada Sabtu, 6 Juli 2024 mulai jam 22.00 WIB di Komplek Makam Raja-raja Mataram di Kotagede.(Jdm )