KRjogja.com, BANTUL - Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Bantul menyelenggarakan Pawiyatan Pranatacara dengan menggunakan dana Keistimewaan DIY, yang menurut Kepala Dinas Kebudayaan Bantul Yanatun Yunadiyana SSi MSi, saat ini merupakan suatu kegiatan yang dipandang sangat mendesak untuk dilaksanakan.
"Hal ini karena keprihatinan kita, dengan semakin langkanya pranatacara di masyarakat, terutama pranatacara dari generasi muda," ungkap Yunatun saat membuka pawiyatan pranatacara di Aula Kalurahan Wijirejo Pandak Bantul Senin (8/7).
Pawiyatan berbahasa Jawa ini diselenggarakan di 10 kalurahan rintisan budaya yang bertujuan untuk melatih peserta agar dapat menjadi pranatacara atau panatacara Jawa di lingkungannya.
"Dengan adanya pawiyatan atau pelatihan ini diharapkan peserta juga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa, bersikap, berpakaian dan berwawasan sebagai seorang pranatacara," paparnya.
Disamping itu, pawiyatan ini sebagai pendukung peningkatan status Desa Rintisan Budaya menjadi Desa Budaya, karena bahasa merupakan salah satu objek kemajuan kebudayaan yang menjadi kriteria penilaian.
Sementara materi pawiyatan pranatacara Dinas Kebudayaan Bantul ini diantaranya, sangune pranatacara, tata busana , ngadi busana, upacara adat penganten, pamedhat sabda, pranatacara resmi, pranatacara umum dan sajen.
Kegiatan ini berkolaborasi dengan Paguyuban Pranaracara Yogyakarta Bantul, Desa / Kalurahan Rintisan Budaya yang berketempatan. Sedangkan nara sumber menghadirkan praktisi dan akademisi di DIY.
Secara bergantian mulai 8 Juli hingga 16 September 2024 pawiyatan ini diselenggarakan di 10 kalurahan rintisan budaya meliputi, Kalurahan Wijirejo, Caturharjo, Mangunan, Karangtengah, Argomulyo, Ringinharjo, Srihardono, Trimulyo, Timbulharjo dan Srimartani. (Jdm ).