KRjogja.com, BANTUL - Pemerintah Kapanewon Srandakan Bantul selama 2 hari, Jumat dan Sabtu (9-10/24) mengadakan gelar budaya dan UMKM, sarasehan budaya, juga pementasan berbagai kesenian lokal serta Kethoprak edukasi yang peraganya dari semua punggawa Kapanewon Srandakan.
Termasuk Panewu, Panewu Anom Danramil, Kapolsek, Kepala KUA, Kepala Puskesmas, Lurah Trimurti dan Poncosari ikut tampil dalam pentas Kethoprak edukasi tersebut.
Menurut Panewu Srandakan Sarjiman SIP ME, kegiatan yang digelar di halaman Kantor Kapanewon tersebut dalam rangka menuju 12 tahun UU Keistimewaan Yogyakarta.
Pentas Kethoprak edukasi berisikan pesan Perangi Stunting Kapanewon Srandakan ( Genting Angsa ).
Sarjiman mengatakan, Stunting masih menjadi Pekerjaan Rumah besar bagi Kapanewon Srandakan. Pasalnya jumlah stunting di Srandakan mencapai 218 anak dimana angka tersebut merupakan yang tertinggi di Kabupaten Bantul.
"Tingginya kasus stunting di Srandakan disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah, kemiskinan, kurangnya pengetahuan masyarakat, dan masih spekulatifnya program penanganan stunting yang dilaksanakan oleh Forkompimkap Srandakan,"paparnya.
Pementasan Ketoprak ini dimeriahkan langsung oleh para pimpinan di jajaran Forkompimkap Srandakan.
Wakil Bupati Kabupaten Bantul, Bapak Joko B Purnomo menjadi Sutradara sekaligus bintang tamu dalam pentas Kethoprak tersebut.
Ketoprak Genting Angsa menceritakan tentang konflik suatu keluarga yang masih minim pengetahuan tentang permasalahan stunting.
Dalam ceritanya, keluarga tersebut masih menganggap stunting adalah hal ghaib alias hanya mitos belaka. Tujuan diadakannya kegiatan pementasan Ketoprak Genting Angsa ini adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terutama pada remaja, calon pengantin, ibu hamil, dan ibu dengan Balita bahwasannya Stunting dapat diperangi se-dini mungkin.
Judul Genting Angsa adalah akronim dari Gerakan Pencegahan Stunting untuk Anak Bangsa. (Jdm)