KRJOGJA.com BANTUL - Warga Sumuran Palbapang Bantul gembira, sebanyak 22 lampu penerangan bisa menyala dengan terang di jalanan dan rumah warga. Penerangan listrik tersebut berasal dari pemasangan panel surya oleh pelajar kelas 9 SMA ACS Jakarta, James Alexander Tjong (17)
"Dari penelitian yang saya lakukan, menemukan pemasangan panel menggunakan sudut 10 derajat dapat menghasilkan daya rata-rata yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan sudut lain," ucap James kepada KRJogja.com Selasa (19/11)
Disebutkan pemasangan panel surya sebelumnya hampir selalu dilakukan dengan sudut 22 atau 35 derajat, "Dipilih dengan pertimbangan faktor kemiringan atap rumah yang merupakan media pemasangan panel surya bagi rumah huni," ungkap James yang orangtuanya berasal dari Yogya ini.
Menurut James, posisi matahari juga berubah seiring waktu dari pagi ke sore hari juga ketidakstabilan daya yang dihasilkan karena sangat bergantung pada intensitas matahari. "Setelah mencoba dan membandingkan dari mulai sudut 0,5,10,15,20,25,30 sampai dengan 35 derajat, hasilnya sudut 10 derajat paling tepat," tegasnya
Diperlukan teknis pemasangan yang bisa mengakomodasikan sudut kemiringan tersebut, misalnya berupa instalasi kerangka besi tambahan. "Perlu sosialisasi ke penyedia maupun warga yang berniat memasang panel surya," ujarnya
Daya yang dihasilkan kemudian dipakai untuk penerangan rumah dan jalanan. "Warga jadi sangat terbantu, malam hari terang dan bisa aktivitas," ungkap Ponijan, warga Sumuran RT 05, Kelurahan Palbapang, Bantul semringah
Apa yang dilakukan siswa Jurusan Fisika, Matematika yang hobi Fisika, Astronomi ini sangat mendukung pemanfaatan sumber ‘Energi Terbarukan’ yaitu sumber energi yang cepat dipulihkan kembali secara alami, dan prosesnya berkelanjutan. Sesuai Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (the 2030 Agenda for Sustainable Development atau SDGs) nomer 7: ‘Energi Bersih dan Terjangkau.
“Masih banyak potensi energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan, sekarang ini perkembangan teknologi sangat pesat, banyak penemuan dari ilmuwan yang bisa diterapkan oleh masyarakat untuk meningkatkan kualitas kehidupan,” jelas James lebih lanjut.
Matahari sebagai sumber energi terbarukan sangat berpotensi untuk menggantikan bahan bakar fosil. "Bahan bakar fosil tidak dapat digunakan selamanya karena sumbernya yang terbatas dan dapat habis suatu waktu, selain itu bahan bakar fosil menyebabkan pencemaran lingkungan. Sedang penggunaan energi matahari sebagai sumber energi tidak ‘meninggalkan jejak karbon’ atau mencemari lingkungan," ungkapnya. (Vin)