Krjogja.com, BANTUL - Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Bantul bersilaturahmi dengan bakal calon bupati Bantul, Dr Untoro Hariadi MSi dan Wahyudi Anggoro Hadi di rumah pemenangan Jalan Bantul, Rabu (20/11).
Dalam kunjungan tersebut ada beberapa hal mengemuka, mulai larangan kampanye dihari tenang sampai soal potensi politik uang.
Dalam kunjungan tersebut diikuti, Ketua KPU Kabupaten Bantul, Joko Santosa, SH, MH,
Ketua Bawaslu Kabupaten Bantul,
Didik Joko Nugroho, S.Ant., M.IP, Dandim 0729/Bantul, Letkol Inf Muhidin, S.H, M.I.P, Waka Polres Bantul Polda DIY Kompol Ika Shanti Prihandini S.I.K, M.M.
Ketua Bawaslu Kabupaten Bantul, Didik Joko Nugroho mengatakan, dalam silaturahmi ke pasangan calon bupati dan wakil bupati silaturahmi dalam rangka menyambut atau mengantisipasi menjelang masa akhir kampanye.
Masa tenang sampai dengan pemungutan dan penghitungan suara. Joko mengungkapkan, yang disampaikan Forkopimda maupun penyelenggara Pemilu terkait beberapa hal. Pertama terkait dengan pasal 6, artinya masing-masing calon untuk menghentikan segala macam aktivitas kampanye. Kedua minta kepada para pasangan calon untuk menghormati semua proses. Mulai dari pemungutan sampai dengan hasil penghitungan suara.
"Kemudian yang ketiga kita meminta masing-masing paslon untuk mengendalikan para pendukungnya terkait dengan situasi nanti paska pemungutan suara. Terakhir semua calon untuk menghindari hal-hal yang bersifat provokatif. Terutama di masa tenang sampai dengan pemungutan suara, calon, tim sukses dan relawan masing-masing pasang calon kita minta untuk menghentikan aktivitas kampanye termasuk membersihkan APK di semua pelosok Bantul," ujar Didik. Dalam program itu Forkopimda mengunjungi semua pasangan calon.
Sedang Untoro Hariadi usai pertemuan mengatakan, pihaknya mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Forkopimda Kabupaten Bantul pada perhelatan Pilkada 2024 ini. "Kami merasakan dari tahapan Pilkada sampai akhir tahapan Pilkada ini pelayanan dari penyelenggara dan Forkompimda sangat baik," ujar Untoro.
Selain itu, Untoro dan Wahyudi akan berusaha mentaati dan menghormati peraturan Pilkada. "Kami harus bisa memberikan contoh pendewasaan terhadap masyarakat," ujarnya.
Untoro juga menyoroti terkait potensi politik uang dalam Pilkada Bantul. "Jadi sejak awal Untoro -Wahyudi itu komitmen untuk memerangi politik uang. Jadi saya sama Mas Wahyudi nanti yang akan langsung memimpin untuk memerangi adanya politik uang. Kita ingin semua proses demokrasi yang jujur dan adil. Prinsip Pemilu itu kan jujur dan adil. Kalau Politik uang itu artinya mencederai kejujuran. Jika tidak jujur berarti Pemilu itu kacau, artinya pasti yang dihasilkan cacat. Kalau yang dihasilkan cacat pasti akan mengecewakan rakyat itu dasar argumentasinya," jelas Untoro.
Oleh karena itu, pihaknya menekankan kepada keluarga besar ormas di Bantul terutama ormas ormas keagamaan juga menyampaikan hal sama.
"Bukan untuk kepentingan paslon saja tetapi justru untuk kepentingan warga masyarakat sebagai proses pendewasaan politik. Jadi siapapun nanti yang menang, asal prinsip jujur dan adil itu di dikedepankan masyarakat akan menerima," ujar Untoro. (Roy)