KRjogja.com - BANTUL - Intensitas hujan deras dalam beberapa pekan terakhir terus mengalami ppeningkatan. Kondisi seperti tersebut secara tidak langsung menimbulkan potensi bencana alam baik tanah longsor, banjir dan pohon tumbang semakin besar. Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul beserta Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kelurahan terus melakukan sosialisasi dan meningkatkan kewaspadaan menghadapi segala potensi bencana alam yang mungkin terjadi.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bantul, Antoni Hutagaol, Rabu (4/12/2024) mengatakan, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Jangan sampai datangnya musim penghujan diakhir tahun 2024 ini mengakibatkan dampak kerugian bagi masyarakat.
"Saat ini sudah mulai masuk musim penghujan. Artinya memang ada beberapa potensi bencana alam yang perlu diwaspadai. Diantaranya, kita perlu mewaspadai air meluap atau banjir, longsor dan angin kencang," ujar Antoni Hutagaol.
Baca Juga: Tak Terbantahkan, Yogya Pusatnya Seni dan Budaya yang Terus Mengalir
pihaknya minta kepada masyarakat tidak panik dan tetap tenang dalam menghadapi setiap kemungkinan yang terjadi. Menurutnya, memasuki musim penghujan hampir semua potensi bencana bisa terjadi. Mulai tanah longsor, banjir dan pohon tumbang dampak dari angin kencang. "Disaat hujan deras disertai angin kencang kami menimbau kepada masyarakat untuk menghindari pohon-pohon yang tinggi dan rawan tumbang, baliho di sepanjang jalan," ujarnya.
Antoni juga mengingatkan warga ketika berada di rumah agar mewaspadai terjadinya potensi tanah longsor dampak dari hujan deras. Sedang terkait langkah-langkah bila sewaktu -waktu terjadi bencana alam. "Bila terjadi becana alam segera secepatnya untuk berkoordinasi dengan relawan, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) desa, masyarakat setempat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul," imbuhnya.
Baca Juga: Ayu Utami di FSY, Sastra dan Alam Saling Membutuhkan
Lurah Tirtohargo Kapanewon Kretek Bantul, Sugiyanto mengatakan, pihaknya menyadari Tirtohargo berada di kalurahan paling selatan di Bantul dan dalam posisi terendah di Bantul. "Tirtohargo terletak di dataran rendah, tentu paling rawan terjadi bencana banjir. Tetapi sudah dilakukan sosialisasi lewat pertemuan RT, lewat pertemuan ibu-ibu PKK. Pada prinsipnya untuk warga Tirtohargo sudah siap Seandainya terjadi banjir ataupun pohon tumbang. FPRB kalurahan sudah siap bersama Linmas dan Jaga Warga menghadapi segala kemungkinan," ujar Sugiyanto.
Merujuk tahun sebelumnya, potensi bencana alam yang sering terjadi di kawasan Tirtohargo adalah banjir. "Kalau lahan pertanian tergenang itu menurut kami bukanlah banjir. Tetapi kalau banjir besar yang sampai rumah warga. Seperti tahun 2018 itu kantor Kalurahan Tirtohargo terendam hampir hampir 1 meter," ujarnya.(Roy)