KRjogja.com - BANTUL - Kalurahan Tirtonirmolo Kasihan Bantul menyelenggarakan sarasehan menyambut hari jadinya ke-78, sekaligus peresmian Bregada Prajurit Tirta Wira Yudha, dilanjutkan macapat dan karawitan. Dalam acara tersebut petugas sinoman atau penyaji makanan dan minuman memakai busana Jawa gragrak Ngayogyakarta dan menyajikannya dengan cara laku dodok.
Kamituwo Kalurahan Tirtonirmolo, H Muh Nur Amin SHI selaku panitia sarasehan menjelaskan, peladen atau sinoman (karena dilakukan oleh anak-anak muda) yang menjadi petugas menyajikan makanan dan minuman kepada tamu pada acara tertentu yang duduk di hamparan tikar atau lesehan.
"Laden dengan laku dodok atau berjalan jongkok ini bisa dijumpai di masyarakat pedesaan pada zaman dulu. Sekarang sangat jarang dan pada umumnya generasi sekarang sudah tidak mengenal laden dengan berjalan jongkok. Untuk melakukan itu harus berlatih dulu," kata Amin.
Baca Juga: Inflasi Akhir Tahun
Laden laku dodok dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap tamu yang hadir, bahkan juga sempat menjadi tradisi kala itu. Tetapi pada era saat ini laku dodok jarang dijumpai seiring perkembangan zaman.
Karena laden laku dodok dianggap sebagai tradisi dan peninggalan leluhur itu sudah nyaris punah, maka masyarakat Kalurahan Tirtonirmolo mengaplikasikan dalam acara sarasehan menyambut hari jadi ke-78 Kalurahan Tirtonirmolo. Sekaligus merupakan upaya menuju desa Rintisan budaya.
Pada acara sarasehan di Tirtonirmolo, semua peserta dan tamu duduk bersama lesehan di atas tikar. Saatnya menyajikan hidangan, petugas sinoman dengan berpakaian Jawa lengkap membawa makanan dan minuman dengan laku dodok. Suasana tersebut seolah membawa para tamu undangan yang usianya diatas 60 tahun kembali ke masa lampau.
Baca Juga: Cetak Agen-agen Perdamaian, Pendidikan Perdamaian Sebaiknya Diajarkan Sejak Dini
"Sinoman laku dodok ini juga bertujuan untuk mengenalkan kepada generasi sekarang yang belum pernah mengetahui hal seperti ini," papar Amin. (Jdm)