Krjogja.com Bantul - Hujan deras dalam beberapa hari terakhir menimbulkan sejumlah potensi bencana alam. Bahkan dampak dari peristiwa alam tersebut, objek wisata di selatan Bantul banjir sampah dari aliran sungai. Semenatara Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) Pantai Parangtritis Kretek Bantul terus berjibaku membersihkan hamparan sampah tersebut agar wisatawan tetap nyaman berlibur di pantai paling terkenal di DIY itu.
Koordinator Unit Pelaksana Kegiatan (UPT) Pantai Parangtritis Kapanewon Kretek Bantul, Suranto, Senin (16/12) mengatakan, pihaknya mengakui bila Pantai Depok Parangtritis dipenuhi sampah kiriman dari aliran sungai.
"Itu sampah dari sungai imbas dari hujan deras beberapa hari terakhir. Kemudian masuk ke laut dan dibawa gelombang ke tepi sungai," ujar Suranto.
Tidak hanya Pantai Depok, hampir seluruh pantai selatan Bantul berserakan sampah di tepi pantai, dampaknya mengusik kenyamanan wisatawan. "Tentunya kondisi ini membuat wisatawan tidak nyaman setelah pantai kotor dengan hamparan sampah," jelas Suranto.
Baca Juga: Pungutan Ekspor Minyak Kelapa Sawit dan Biji Kakao Naik, Simak Rinciannya
Dijelaskan, sejauh ini terdapat 23 petugas kebersihan dari Pantai Parangtritis hingga Depok. Terbagi dalam enam regu, sehingga setiap regu terdapat lima hingga enam petugas kebersihan sampah.
"Di Pantai Depok itu terdapat satu regu, dengan jumlah tersebut, tidak mungkin membersihkan sampah disepanjang Pantai Depok,"ujarnya.
Subkoordinator Kelompok Subtansi Promosi Kepariwisataan Dinas Pariwisata Bantul Markus Purnomo Aji SE tidak menampilk, pihaknya tidak mampu berbuat banyak setelah sampah mengampar di pantai selatan Bantul. Karena petugas yang ada sekarang sangat tidak mungkin untuk membersihkan sampah disepanjang pantai.
Baca Juga: Pungutan Ekspor Minyak Kelapa Sawit dan Biji Kakao Naik, Simak Rinciannya
"Hujannya turun sangat deras dan terjadi berhari-hari. Dengan kondisi itu otomatis sampah di sungai masuk ke laut dan pada akhirnya menjadi kotor pantai. Ini fenomena tahunan setiap musim hujan dan menjadi tantangan disektor wisata yang mesti mendapat solusi,"ujar Markus. (Roy)