Pentas Lakon "Cinta Ditolak Ibu Bertindak" Meriahkan Perayaan Hari Ibu di Bantul

Photo Author
- Senin, 23 Desember 2024 | 22:45 WIB
Pentas Guyon Lakon 'Cinta  Ditolak Ibu Bertindak' di lapangan Paseban Bantul. Foto Khocil Birawa
Pentas Guyon Lakon 'Cinta Ditolak Ibu Bertindak' di lapangan Paseban Bantul. Foto Khocil Birawa

KRjogja.com, BANTUL – Lakon penuh humor segar bertajuk “Cinta Ditolak Ibu Bertindak” sukses dipentaskan grup Sego Katul (Seneng Guyon Kawula Bantul) di Lapangan Paseban Bantul, Jumat (20/12) malam. Pementasan ini menjadi bagian dari peringatan Hari Ibu 2024 dan menghibur ratusan penonton dengan suguhan musik, tari, dan komedi.

Diawali dengan hiburan musik pop Jawa serta tarian Kuda Prawestri dan Ilir-Ilir, acara ini menggugah antusiasme masyarakat. Lakon yang ditulis dan disutradarai oleh Toelis Semero ini menghadirkan gabungan komedian dan penyanyi berbakat Bantul. Improvisasi dan humor parikena khas Dagelan Mataram menjadi daya tarik utama, yang membuat penonton tak henti-hentinya tertawa sepanjang acara.

Deretan pemain seperti Aldo Iwak Kebo, Rika Anggita, Sihono, Rini Widyastuti, hingga Pur Persegi Panjang turut meramaikan pementasan. Didukung oleh grup musik Extravagongso yang dikomandoi Agung, serta tim tata rias yang ditangani Widha Kuinara dan Ratna, lakon ini tampil memukau. Para penari seperti Chanda, Rara, Riskha, hingga Zila juga turut memikat penonton dengan gerakan yang penuh semangat.

Hadir pula Kepala Kundha Kabudayan Kabupaten Bantul Yanatun Yunadiana, Plt Asisten Administrasi Pemkab Bantul Yulius Suharta, dan perwakilan dari 17 kapanewon se-Kabupaten Bantul. Yanatun menilai, pentas ini menjadi ajang pelestarian seni dagelan khas Yogyakarta yang tetap relevan di era modern.

"Pementasan seperti ini menunjukkan bahwa seni tradisional dapat menjadi hiburan yang relevan dan dinikmati oleh berbagai generasi. Kami berharap semakin banyak grup seni yang ikut melestarikan budaya lokal,” ujar Yanatun.

Toelis Semero menjelaskan, lakon ini mengangkat humor segar dengan nuansa Dagelan Mataram yang khas. Improvisasi menjadi salah satu kunci kekuatan grup Sego Katul, yang para anggotanya sudah berpengalaman tampil di berbagai panggung.

"Lakon ini dirancang untuk menghibur, tetapi tetap menyampaikan pesan sosial. Kami ingin menunjukkan bahwa budaya Jawa, termasuk seni dagelan, bisa terus bertahan dengan sedikit sentuhan modern," ujar Toelis.

Acara ini sekaligus menjadi bentuk apresiasi kepada para seniman Bantul yang terus berkreasi dan melestarikan seni pertunjukan tradisional. Dengan kolaborasi antara komedi, musik, dan tari, pentas “Cinta Ditolak Ibu Bertindak” berhasil menyuguhkan hiburan berkualitas yang mendalam sekaligus menggelitik. (Kochil)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X