YOGYA, KRJogja.com – Puisi-puisi legendaris dari Joko Pinurbo, Sutardji Calzoum Bachri, hingga Chairil Anwar dialihwahanakan menjadi seni rupa dalam Pameran Seni dan Malam Apresiasi Sastra (MAS) UNSTRAT Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ke-16. Acara bertajuk “Warmindo Mesra” ini berlangsung di Pendapa Art Space (PAS), Jalan Lingkar Selatan, Bantul, Sabtu (18/1/2024).
Karya-karya puisi seperti “Cita-citaku” oleh Joko Pinurbo dihadirkan dalam bentuk seni instalasi, “Mantera” oleh Sutardji Calzoum Bachri divisualkan melalui seni instalasi visual, dan “Rumahku” oleh Chairil Anwar menjadi lukisan rumah.
Pameran ini juga menampilkan alih wahana berbagai lagu menjadi seni rupa, serta dokumentasi seperti poster, foto-foto pentas teater, dan terbitan majalah karya UNSTRAT.
Hashah Tasbitah, salah satu panitia yang akrab disapa Bulan, menjelaskan bahwa tema “Warmindo Mesra” dipilih karena tempat makan khas mahasiswa ini memiliki makna simbolis. “Warmindo bukan hanya tempat makan ekonomis, tetapi juga ruang diskusi, berbagi cerita, dan canda tawa mahasiswa. Kami ingin membawa kehangatan ini ke dalam apresiasi karya sastra,” kata Bulan, mahasiswi Sastra Inggris UNY.
Acara ini tidak hanya berfokus pada pameran seni rupa, tetapi juga diramaikan dengan dramatic reading, musikalisasi puisi, dan diskusi sastra. “MAS bertujuan mengapresiasi karya sastra melalui berbagai media, meningkatkan ketertarikan anggota UNSTRAT pada karya sastra, serta mengembangkan keterampilan dalam bidang tersebut,” tambahnya.
Direktur PAS, Ganes Satya Aji, menyampaikan bahwa PAS selalu terbuka untuk berbagai kolaborasi seni dan budaya, baik dengan lembaga pendidikan, sanggar seni, maupun komunitas lokal dan internasional. “Kami senang dapat bekerja sama dengan UNSTRAT dalam kegiatan pameran seni rupa dan Malam Apresiasi Sastra ini. PAS adalah ruang publik yang mendukung ekspresi seni lintas generasi,” ujar Ganes.
Selain pameran, malam puncak acara menjadi momen apresiasi budaya melalui berbagai departemen UNSTRAT, seperti sastra, teater, sinema, dan artistik. Acara ini menunjukkan betapa pentingnya seni dan sastra sebagai medium untuk membangun kreativitas sekaligus menjadi sarana refleksi budaya.
Acara MAS UNSTRAT tahun ini sukses menghubungkan seni tradisional dan modern, menciptakan peristiwa budaya yang lekat dengan kehidupan mahasiswa Yogyakarta. (Cil)