Pasca Penutupan Pasar Hewan, Penyakit Mulut dan Kuku di Bantul Staknan
KRjogja.com, BANTUL - Setelah pemerintah Kabupaten Bantul lewat Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul menutup kegiatan pasar hewan, penularan penyakit PMK yang menyerang ternak sapi mengalami staknan, atau tidak meningkat.
Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo kepada awak media saat menghadiri tanam jagung serentak Polda DIY di Cangkring Srandakan Selasa (12/1), data serangan virus PMK , sapi yang sakit 369 ekor, mati 39 ekor, potong paksa 3 ekor dan yang sembuh 13 ekor. Sementara vaksin yang beredar dan disuntikkan ke sapi sampai 1/12 sudah mencapai 33.080 dosis.
Tetapi walaupun penularan PMK mulai reda pihaknya tetap meminta masyarakat peternak sapi untuk sementara agar tidak menjual ternak dengan harga murah apalagi di bawah harga pasaran, yang justru bisa merugikan sendiri di tengah merebaknya PMK pada ternak.
"Peternak jangan kemudian mengamankan ternaknya dengan terus menjual ternaknya harga murah, tetapi yang baik dikandangkan dulu, kemudian kita lakukan desinfeksi, kita obati sapi yang sakit, kita pisah dengan yang sehat, mudah mudahan bisa sembuh," katanya.
Joko mengimbau kepada peternak agar tetap membersihkan kandangnya dan masyarakat tidak perlu khawatir. Untuk stok daging sapi kelihatannya masih aman, tidak ada kendala, harga jual daging tidak ada masalah, tidak ada penurunan permintaan daging di masyarakat," katanya.
Pada sapi yang saat ini terjadi termasuk di wilayah Kabupaten Bantul, sebab tidak ada pengaruh ke daging sapi meski hewan ternak tersebut dipotong.(jdm)
