Krjogja.com Bantul - Merebaknya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Bantul belum bisa direm. Sedang angka kematian sapi yang terpapar PMK juga terus bertambah. Dengan kondisi tersebut, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Bantul akhirnya memutuskan penutupan Pasar Hewan Imogiri diperpanjang sampai dua pekan mendatang. Hingga Selasa kemarin 58 ekor sapi mati dihajar PMK.
Kepala DKPP Bantul, Ir Joko Waluyo MSi, Kamis (30/1) mengatakan, sesuai dengan kebijakan diawal. Mestinya penutupan Pasar Hewan Imogiri berakhir Senin (27/1/) lalu. Tetap karena kasus PMK di Bantul tidak kunjung menurun. Sehingga penutupan pasar diperpanjang waktunya.
Merujuk data terakhir, serangan wabah PMK sudah menembus 500 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 58 ekor sapi mati, tiga ekor sapi dipotong paksa dan 13 ekor sapi dinyatakan sembuh.
"Sapi di Kabupaten Bantul yang terpapar PMK merata diseluruh kapanewon atau kecamatan mulai dari Kapanewon Kretek, Pundong dan Bambanglipuro dan terus meluas ke kecamatan lainnya," ucapnya. Dijelaskan, dari 3.250 dosis vaksin PMK bantuan dari Kementan RI sudah disuntikkan ke sapi milik warga secara gratis. Sedang sasaran vaksin PMK di daerah zona hijau PMK. Joko menghimbau peternak secara mandiri juga melakukan vaksinasi PMK karena harganya terjangkau.
Baca Juga: Bank Muamalat Mitra Treasury Terbaik Kementerian Keuangan
Imbas dari wabah PMK tersebut, mengakibatkan harga jual sapi sangat rendah.
"Jadi sapi yang mati biasanya adalah ternak yang usianya muda. Tetapi untuk usia dewasa bisa tahan terhadap PMK, dengan catatan peternak memberikan suntikan vaksin, menjaga kebersihan kandang dengan menyemprotkan disinfektan dengan makanan berkualitas," ujar Joko.
Terpisah, Ketua Kelompok Ternak 45 Depok, Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek, Awal Naryadi mengatakan, dari 80 ekor sapi di kandang. Sekarang ini terdapat tiga ekor sapi dalam proses penyembuhan PMK.
"Sejak awal kasus PMK sampai sekarang ini, sudah tiga ekor sapi mati dan puluhan sapi sembuh," ujarnya. (Roy)