KRjogja.com - BANTUL - Pemuda bersama masyarakat Dusun Bantul Karang Kalurahan Ringinharjo Kapanewon Bantul menggelar pentas ketoprak, Sabtu (8/2/2025) malam. Pentas kesenian ketoprak dengan lakon 'Hadeging Kalurahan Ringinharjo' dipusatkan di Pendapa Darto Siswoyo. Riuh penonton jadi tanda mereka begitu merindukan pentas kesenian toprak. Bahkan di Bantul Karang, selain kesenian ketoprak yang terus dilestarikan. Kini juga tengah gencar menggelar pelatihan karawitan bagi anak -anak, pemuda dan orangtua.
Ketua Pemuda Bantul Karang Kidul, Hafizh Noor Khoolish didampingi Ketua Pelaksana, Raden Ivan Wahyu Wijaya mengatakan, jika pemuda-pemudi di Bantul Karang mengadakan pentas ketoprak menyongsong datangnya Bulan Ramadan. Selain itu, pentas juga sebagai upaya memberikan hiburan kepada masyarakat. "Dalam pementasan itu kami mengambil lakon 'Hadeging Kalurahan Ringinharjo'.
Dengan lakon tersebut, Bantul Karang sebagai cikal bakal Kabupaten Bantul tentu punya arti dan sarat pesan bagi generasi muda. Makanya kita menyusun cerita tentang Kalurahan Ringinharjo. Sedang pemeran dalam pentas ketoprak itu dari teman-teman pemuda sendiri dan juga didukung orang tua, serta bapak, ibu dari tim pengrawit serta wiyogonya," ujar Hafizh.
Baca Juga: Jelang Operasional Haji, Menag Minta Tingkatkan Intensitas Koordinasi
Dijelaskan, sebanyak 40 orang lebih ikut ambil bagian dalam pementasan itu. Mereka mengambil peran sesuai dengan karakter masing-masing. "Pemainnya kurang lebih ada 40 orang. Karena dengan lakon itu membutuhkan banyak pemeran. Selain itu, ada dari pengawet ibu-ibu itu sebanyak 25 orang," jelasnya.
Terkait durasi pementasan sekitar 2 jam setengah. Namun hal itu belum termasuk dari pra acara yaitu karawitan dan ada pementasan. "Persiapan kita kurang lebih sekitar 3 bulan, tiga bulan kita ada latihan dari untuk pentas ketoprak malam ini. Termasuk bedah naskah, sampai tahap penyesuaian gending dengan teman-teman wiyogo. Sedang untuk ibu-ibunya kita mengadakan latihan kurang lebih tiga bulan dengan durasi dalam satu pekan tiga kali pertemuan," kata Hafizh.
Dijelaskan, pementasan ketoprak tersebut sebagai salah satu momentum untuk tetap 'nguri-uri' budaya. Warga juga sangat antusias jadi tanda jika masyarakat kangen dari kesenian ketoprak. "Di Bantul Karang kaya dengan kesenian, mulai dari reog, karawitan. Untuk menarik minat masyarakat terhadap kesenian. "Kita melibatkan semua lini masyarakat. Jadi tidak hanya pemuda saja. Melainkan kita juga menarik adik-adik kita. Kita buat tari-tarian.
Baca Juga: SDM Bantul Kota dan MI Islamiyah Grojogan Juara Lifaba 2024/2025
Kita outputnya yaitu ketoprak ini. Dari kami juga ada latihan gamelan bagi anak-anak, ada bapak-bapak, ibu, ada dari unsur pemuda. Itu semuanya kita jadwalkan. Pesan dari pementasan itu ialah, bagi pemuda salah satunya nguri-uri budaya. Jangan sampai punah ditengah pesatnya kemajuan teknologi," jelasnya. Jangan sampai budaya luntur, kalau 'Wong Jawa, Ojolali Jawane'. (Roy)