19 Tahun Musibah Gempa Bumi Bantul, Siswa SLB PGRI Trimulyo Belajar di Batik Yudhistira

Photo Author
- Selasa, 27 Mei 2025 | 21:10 WIB
Siswa SLB PGRI Trimulyo berkunjung ke Batik Yudhistira untuk belajar batik. (Ist)
Siswa SLB PGRI Trimulyo berkunjung ke Batik Yudhistira untuk belajar batik. (Ist)

Krjogja.com - BANTUL - Gempa dahsyat 27 Mei 2006 waktu itu meluluhlantakkan Kabupaten Bantul. Ribuan orang meninggal dunia akibat peristiwa alam tersebut. Meski peristiwa mengerikan itu terjadi 19 tahun lalu.

Banyak pelajaran dipetik dari musibah maha dahsyat tersebut, mulai pentingnya menjaga kebersamaan, memupuk budaya gotong royong hingga solidaritas yang harus dijaga kelestariannya. Dalam kunjungan tersebut juga didukung anggota DPRD Kabupaten Bantul, Suratman dan S.St Trans.

Baca Juga: Muhammadiyah Bangun MSUS Menuju Sekolah Dasar Berkelas Dunia

Sementara refleksi 19 tahun peristiwa gempa bumi di Bantul dimanfaatkan Forum Rakyat Korban Bencana (Forkob) Kabupaten Bantul mengajak siswa SLB PGRI Trimulyo Jetis Bantul berkunjung ke Batik Yudhistira di Tamansiswa Yogyakarta, Selasa (27/5). Momentum tersebut dimanfaatkan untuk berbagi dan memberikan edukasi bagi siswa berkebutuhan khusus terkait dengan batik.

GM Batik Yudhistira Yogyakarta, Sungkowo Istining Wardoyo mengatakan, program kunjungan edukasi siswa SLB PGRI Trimulyo Jetis Bantul dilatarbelakangi pentingnya edukasi kepada generasi milenial.

"Latar belakangnya ialah, pertama terkait dengan refleksi gempa serta mendukung kegiatan sosial dari teman-teman yang bergerak di bidang sosial diatas naungan Forkob Kabupaten Bantul," ujar Sungkowo.

Baca Juga: Pengelola Stadion Maguwoharjo Ungkap Belum Terima Surat Permohonan Penggunaan dari PSIM, Sejarah Bisa Bertukar untuk PSIM dan PSS

Dalam kunjungan tersebut, siswa dikenalkan terkait dasar membatik. "Awalnya kita rencanakan anak yatim piatu, kemudian kita minta disupport oleh temen-temen Forkob Bantul menyiapkan pesertanya dan kita fasilitasi di toko Workshop Batik Yudhistira," ujarnya.

Selama berkunjung, siswa diajak belajar membatik dan disampaikan pengetahuan tentang kerajinan batik.

"Satu hal yang memang menjadi bagian dari Keistimewaan Yogyakarta adalah membatik. Kita sampaikan teknik dasar motif batik, fungsi motif batik hingga penggunaannya. Termasuk dasar teknik pembuatan batik kepada 74 peserta," ujar Sungkowo.

Esensi terpenting dalam kunjungan tersebut ialah, memberikan edukasi kepada generasi muda terkait kerajinan batik. Karena batik merupakan bagian terpenting dari Keistimewaan Yogyakarta.

Sekjen Forum Rakyat Korban Bencana (Forkob) Kabupaten Bantul, Heri Blangkon mengatakan, sejauh ini forumnya bergerak dibidang sosial. "Kami bergerak dibidang sosial dan berusaha membantu warga ketika mengalami kesulitan dalam hal-hal yang tidak bisa mereka laksanakan. Mulai dari dibidang kesehatan hingga pendidikan.

"Kegiatan kita sekarang lebih fokus untuk melakukan pendampingan bagi warga yang membutuhkan baik dari kesehatan pendidikan serta kebijakan-kebijakan yang kurang berpihak kepada masyarakat kecil," ujar Heri. (Roy)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X