Pilih Pensiun Dini Untuk Menggeluti Bisnis Tanaman Anggrek

Photo Author
- Minggu, 1 Juni 2025 | 21:20 WIB
Setoaji di tengah kebun anggrek miliknya.  (judiman)
Setoaji di tengah kebun anggrek miliknya. (judiman)

Krjogja.com - BANTUL - Pasangan suami istri Setoaji (54) dan Sri Widiyastuti (52) warga Mriyan Donotirto Kretek Bantul yang keduanya penggemar anggrek, sejak 2018 menggeluti budidaya tanaman anggrek dan sekarang di rumahnya dijadikan kebun anggrek dengan omset puluhan juta rupiah.

Ditemukan di kediamannya, Sri Widyastuti menceritakan , sebenarnya pernah menjadi pegawai rumah sakit sebagai analis kesehatan di PT Freeport, Indonesia selama 10 tahun, tetapi tahun 2018 mengajukan pensiun dini untuk memilih pulang kampung, bersama suami menggeluti bisnis budidaya tanaman anggrek.

Baca Juga: Kepengurusan Perpani Karanganyar 2024-2028 Terbentuk, Target Emas untuk 3 Divisi Panahan di Pra Porprov Jateng 2025

"Saya mengajukan pensiun dini memang bertujuan untuk menekuni budidaya tanaman anggrek. Ketika di Timika saya juga banyak menanam anggrek . Tahun 2018 saya pulang kampung dan bulan Maret belajar cara budidaya anggrek di Semarang , lewat You Tube pula. Kemudian buka usaha anggrek hingga sekarang," ungkapnya.

Sekarang di rumah pasangan Sri dan Seto ini terdapat ribuan pohon anggrek terdiri dari sekitar 10 jenis. Menurut Sri , saat ini anggrek yang menjadi primadona atau pilihan penggemar anggrek adalah jenis anggrek klasik, karena jenis anggrek penemuan lama mudah perawatannya, mudah berkembang biak.

"Anggrek yang disukai pembeli malah jenis anggrek jadul, karena mudah penangkarannya, cepat berbunga, tidak rewel dan tahan terhadap panas maupun hujan," paparnya.

Baca Juga: DOKU Dukung Digitalisasi Pembayaran Fashionpreneur Lewat Indonesia Fashion Week 2025

Ditanya mengenai harga, menurut Sri, sangat bervariasi. Ada anggrek jadul yang anakannya tumbuh dari batang anggrek harganya Rp 35.000. Ada anggrek yang mahal ,sekitar Rp 17 juta, seperti rumpun besar capung Jawa. Sementara yang murah bibit anggrek kriting Rp 20.000.

Untuk pemasarannya menurut Setoaji dan Sri Widiyastuti, mereka memilih pemasaran dengan cara online, tetapi ada juga yang lewat offline atau langsung datang ke rumah. Kalau datang ke rumah pembeli bisa leluasa memilih anggrek yang diinginkan.

Baca Juga: PNM Gelar Aksi Bersih-bersih Bersama 6.000 Karyawan, Dukung Pelestarian Lingkungan Lewat Bank Sampah

Pemasaran online lewat You Tube Widy Orchid . Pengiriman bisa sampai Aceh, bahkan perna pula sampai Raja Ampat. Kalau omset tidak bisa tetap tetapi rata- rata tidak kurang dari Rp 10 juta, bisa juga sampai 50 juta sebulan, tetapi itu kotor belum untuk membayar tenaga kerja dan operasional pemeliharaan tanaman. (Jdm)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X