Krjogja.com - YOGYA - Keceriaan anak-anak mewarnai Institut Seni Indonesia, tepatnya di depan Galeri R.J. Katamsi saat Festival Anak Indonesia 2025 dibuka secara resmi pada Sabtu (12/7).
Atmosfer penuh semangat ini menjadi penanda bahwa ISI Yogyakarta menunjukkan dukungannya terhadap inisiatif "Kampus Berdampak" yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui keterlibatan dalam Festival Anak Indonesia 2025.
Menjadi penyelenggara Festival Anak Indonesia, ISI Yogyakarta memberikan ruang terbuka bagi anak-anak dari berbagai penjuru tanah air untuk mengekspresikan karya seni mereka di galeri, sekaligus menghadirkan kesempatan bagi publik untuk merayakan kreativitas generasi muda secara langsung.
Festival ini berlangsung selama 13 hari, dari 12 hingga 24 Juli 2025, dan terbuka untuk publik setiap hari pukul 10.00–17.00 WIB. Pengunjung dapat menikmati ragam karya seperti lukisan anak, serta film-film eksperimental yang diputar secara bergantian di dalam galeri.
Tahun ini, tema yang diangkat adalah "Me and My Self", sekaligus menjadi judul salah satu film utama yang dipamerkan. Karya tersebut merupakan hasil kolaboratif antara anak dan orang tua dalam proses pembacaan visual bersama para psikolog. Tema ini mengajak anak-anak untuk mengenal dan memahami identitas diri mereka.
Lebih dari 170 anak dari berbagai kota ikut ambil memeriahkan festival dengan menampilkan lebih dari 200 karya kreatif seperti lukisan, film pendek, hingga eksperimen visual lainnya. Dengan rentang usia peserta antara 5 hingga 17 tahun, festival ini menggambarkan keceriaan serta kreativitas anak-anak Indonesia.
Pembukaan festival berlangsung meriah. Anak-anak diajak bernyanyi dan menari. Dalam sambutan yang disampaikan oleh perwakilan Galeri RJ Katamsi, Ruang Anak, dan sejumlah tamu undangan, seni ditekankan sebagai medium penting bagi anak-anak Generasi Alpha di tengah derasnya pengaruh digital. Seni diyakini mampu menjadi ruang aman dan seimbang untuk ekspresi diri sekaligus menjaga kesehatan mental mereka.
Festival ini bukan sekadar pameran. Ini adalah proses pembelajaran, pertemuan, dan pemahaman bersama. Galeri menjadi ruang sosial yang hidup, bukan hanya wadah untuk seni. Prosesi pembukaan ditandai dengan pemotongan pita secara simbolik oleh Gusti Kanjeng Ratu Bendoro, bersama perwakilan dari ISI Yogyakarta dan BPNI.
Festival Anak Indonesia 2025 merupakan hasil kolaborasi berkelanjutan antara ISI Yogyakarta dan Ruang Anak, yang telah terjalin selama dua tahun terakhir. Acara ditutup dengan sesi foto bersama para peserta cilik dan tamu undangan, menegaskan bahwa seni bukan hanya perayaan, tapi juga momen menyenangkan yang berkesan.