Krjogja.com - BANTUL - Saka Wirausaha, program inkubasi bisnis bagi generasi muda Pramuka Pandega dan Penegak DIY yang diinisiasi Dinas Koperasi dan UKM DIY bersama Kwarda Pramuka DIY memperingati ulang tahun ketiga, Senin (28/7/2025). 50 anggota pramuka mengikuti inkubasi bisnis sebagai dorongan untuk menambah wirausaha di DIY.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi, bersama Ketua Kwarda Gerakan Pramuka DIY, GKR Mangkubumi, secara langsung memberikan semangat bagi para peserta di Ros In Hotel. Program yang dimulai sejak 2023 ini bertujuan menumbuhkan semangat kewirausahaan pada anak muda sekaligus menyongsong bonus demografi Indonesia Emas 2045.
Srie Nurkyatsiwi menuturkan bahwa Saka Wirausaha merupakan program inovatif pertama di Indonesia yang berfokus pada pengembangan kewirausahaan melalui inkubasi bisnis, khususnya bagi anggota Pramuka usia Pandega dan Penegak. Berbeda dengan kegiatan pramuka konvensional yang lebih banyak berupa perkemahan, inkubasi bisnis ini memberikan materi yang lebih dalam dan teknis seputar pengelolaan usaha.
"Tujuan kami adalah meningkatkan rasio kewirausahaan generasi muda dan menyiapkan mereka untuk menghadapi bonus demografi Indonesia Emas 2045. Inkubasi bisnis ini bukan hanya soal teori, tapi bagaimana mempraktikkan usaha yang nyata dan berkelanjutan," ungkap Srie.
Program ini telah berjalan selama tiga tahun dengan peserta yang berasal dari berbagai kabupaten/kota di DIY. Tahun ini, tercatat 50 orang yang mengikuti inkubasi, dengan Kota Yogyakarta menjadi daerah pengirim peserta terbanyak (26 orang), diikuti Sleman (14 orang), Gunungkidul (9 orang), dan Bantul (1 orang). Sedangkan Kulonprogo belum mengirim peserta.
Srie menambahkan, dalam program ini para peserta didorong untuk mengurus legalitas usaha, memaksimalkan pemasaran, hingga mengembangkan produk dan bisnis mereka ke depan. "Kami juga mendorong evaluasi berkelanjutan agar wirausaha muda ini mampu bertahan dan berkembang," sambungnya.
Dalam sambutannya, Ketua Kwarda Gerakan Pramuka DIY, GKR Mangkubumi, memberikan motivasi kuat bagi para peserta dan anak muda secara umum. Mangkubumi membagikan pengalaman pribadinya dalam memulai usaha dari hal kecil.
"Saya ingat betul, dulu saya memulai berwirausaha dengan pinjaman uang Rp 200 ribu dari ayah saya untuk membeli beras. Beras itu saya kemas ulang menjadi kemasan setengah kilo dan satu kilo lalu dijual kembali," kenang GKR Mangkubumi.
Tidak hanya dirinya, adik-adiknya juga mulai belajar berwirausaha dari skala kecil, seperti menjual batik dengan modal Rp 75 ribu hingga Rp 150 ribu. Semua pengeluaran dan pemasukan itu dicatat dengan rapi oleh ayah mereka yakni Sri Sultan HB X.
"Ini menjadi pelajaran penting bagi kami bagaimana memulai usaha dengan modal terbatas tapi terencana," tambah Mangkubumi.
Ia juga menekankan bahwa memulai usaha tidak harus dengan modal besar atau sesuatu yang rumit. GKR Mangkubumi juga mengingatkan anak muda agar tidak mudah puas dengan pencapaian awal.
"Mulai saja dulu dari apa yang ada di sekitar kita, misalnya membantu menjual produk tetangga seperti emping atau peyek. Kemudian setelah itu bisa dikembangkan menjadi produk kreasi sendiri. Kalau sudah ada produk yang laku, jangan langsung berpuas diri. Harus terus dikembangkan hingga bisa menembus pasar luar negeri. Tetap bertahap tapi harus punya mimpi dan tujuan besar," tandas putri tertua Sultan ini.
Selain itu, ia menegaskan pentingnya kemandirian finansial sejak dini. Sejak muda ia mendorong peserta Saka Wirausaha harus bisa punya uang sendiri, supaya tidak bergantung pada orang tua atau pasangan.
"Kalau cowok bisa bayar pacarnya makan, kalau cewek bisa beli kebutuhan sendiri. Bapak ibu kami selalu mengajarkan agar kami perempuan bekerja dan punya penghasilan sendiri. Jadi mau beli apa pun tidak perlu minta-minta," lanjutnya.
Sementara, Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi, menegaskan bahwa inkubasi bisnis Saka Wirausaha akan terus dilakukan dengan pembaruan konsep agar lebih aplikatif dan sesuai kebutuhan anak muda masa kini. "Ini menjadi komitmen kami untuk membentuk wirausaha muda yang tangguh dan mandiri. Karena wirausaha adalah kunci untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat perekonomian daerah," pungkas Siwi.
Melalui kegiatan ini, diharapkan semakin banyak anak muda di DIY yang tergerak untuk memulai usaha dan mengembangkan potensi bisnis mereka. Sehingga kelak mereka menjadi bagian dari generasi wirausaha yang siap menghadapi tantangan di masa depan. (Fxh)
Penggerak Saka Wirausaha bersama peserta saat memulai program inkubasi bisnis (Harminanto)