Tak Hanya Mengandalkan Infak, BUMMasjid Al-Kautsar Produksi Jamu

Photo Author
- Jumat, 15 Agustus 2025 | 11:50 WIB
Niki Tabah dengan rempah instan yang diproduksi BUMM Al-Kautsar.
Niki Tabah dengan rempah instan yang diproduksi BUMM Al-Kautsar.

KRjogja.com - BANTUL - Masjid Al-Kautsar di Bintaran Kulon Sri Piyungan Bantul berusaha hidup mandiri tidak hanya mengandalkan dana infak , tetapi dengan mendirikan amal usaha yang menghasilkan. Usaha tersebut telah ditempuh dengan mendirikan Badan Usaha Milik Masjid (BUMM) bernama Sangaji. BUMM ini memproduksi minuman rempah premium yang kini dalam sebulan mampu meraup omset puluhan juta rupiah, walaupun baru didirikan sekitar 6 bulan lalu.

Niki Tabah Ujianto (40) salah satu takmir Masjid Al-Kautsar yang dipercaya menjadi Direktur Marketing BUMM Sangaji mengatakan, kenapa memilih usaha jenis jamu, karena jamu sudah menjadi jenis minuman familier. "Bahkan anak muda sekarang mulai terbiasa dengan minum jamu. Apalagi jamu kini menjadi warisan budaya tak benda oleh UNESCO, sehingga perlu ikut melestarikan keberadaan jamu," ungkap Niki.

Pendirian BUMM Sangaji berawal ketika jemaah berkumpul usai salat Tarawih, tercetus ide mendirikan badan amal usaha dan dipilih membuat produk jenis minuman jamu rempah-rempah instan.

Baca Juga: Ada di 41 Lokasi, Timezone Hadirkan Animal Kaiser+ Versi 2

Dari hasil pertemuan tersebut kemudian dapat mengumpulkan modal dari patungan senilai Rp 10 juta dan langsung dimulai membuat minuman rempah premium. Yang bahan bakunya dari jahe merah, habbatusauda, kencur, kunyit, lada hitam, cengkih, kumis kucing, serai, pegang dan gula tebu serta ada juga yang gula aren.

"Kebetulan salah satu dari jemaah Masjid Al-Kautsar ada yang sudah paham cara membuat rempah- rempah instan sehingga bisa melatih jemaah yang lainnya. Dengan pendirian badan amal usaha atau BUMM ini kami tidak berharap dengan perolehan infak untuk kegiatan masjid, tetapi kami mengandalkan hasil usaha sendiri. Selain itu bisa mengentaskan jemaah yang masih nganggur," kata Niki.

Sekarang BUMM Sangaji Masjid Al-Kautsar dalam seminggu bisa memproduksi sekitar 50 hingga 100 Kg serbuk minuman. Kalau sebulan sekitar 200 hingga 300 Kg. Serbuk tersebut kemudian dikemas dalam kotak berisi 5 sachat dengan harga Rp 20.000.

Baca Juga: Tips Mengatasi Mata Lelah Setelah Terlalu Lama Menatap Layar

Produk tersebut selanjutnya dikemas dalam kotak berisi lima sachet. Sedangkan harganya Rp 20.000 per kotak. Omset per bulan Rp 10 juta hingga Rp 20 juta.

"Untuk pemasarannya kami menggandeng masjid- Masjid di Yogya dan luar Yogya, dengan menggunakan jaringan distribusi dan reseller yang tersebar di masjid-masjid. Bahkan sekarang sudah sampai Purbalingga dan Lampung, serta beberapa wilayah lain di Sumatera," pungkas Niki. (Jdm)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X