Krjogja.com - BANTUL - Proses digitalitasi berkelanjutan di berbagai aspek semakin gencar digalakkan oleh BPJS Kesehatan. Titik-titik layanan yang membutuhkan percepatan terus diberikan dorongan agar kepuasan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus merangkak naik.
Satu diantara sekian inovasi adalah penyelarasan sistem untuk pelayanan farmasi di rumah sakit atau biasa disebut bridging apotek online. Bridging Apotek Online merupakan proses menghubungkan antara sistem Apotek Online yang dimiliki BPJS Kesehatan dengan sistem informasi yang dimiliki rumah sakit.
Baca Juga: Niro Granite Hadir di YAX 2025, Dukung Kreativitas Arsitek Muda
Sistem ini telah berhasil diterapkan di beberapa rumah sakit termasuk RS Universitas Islam Indonesia (RS UII). Bridging ini sudah diimplementasikan sejak rumah sakit kami bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, sekitar akhir tahun 2022.
Awalnya kita diberikan sosialisasi dan informasi, kemudian kami berdiskusi dengan tim di internal. Setelah semua siap, bridging kita lakukan, kata Supervisor Farmasi RS UII, Fatma Nur Hudaifah, Kamis (14/08).
Sistem Apotek Online membantu fasilitas kesehatan menagihkan biaya obat kepada BPJS Kesehatan. Sebelum bridging dijalankan, petugas harus melakukan entry data obat sebanyak dua kali, yaitu di sistem rumah sakit sendiri dan di sistem Apotek Online agar tercatat masuk dalam penagihan ke BPJS Kesehatan.
Baca Juga: Cara Pasang dan Beli Token Listrik dengan Mudah
Dahulu masih kita lakukan secara manual, kita melakukan input satu per satu, kita cocokan dengan data-data yang ada di sistem informasi rumah sakit setelah itu kami melakukan entry di Apotek Online.
Saat itu memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun setelah sistem ini berhasil dikoneksikan semua menjadi lebih cepat dan proses entry data jauh berkurang, kata Fatma.
Fatma mengakui dengan bridging ini pelayanan di loket farmasi menjadi lebih cepat, efektif serta efisien. Dahulu penginputan data di farmasi bisa mencapai hitungan menit, namun kini kurang dari satu menit data sudah selesai diproses dengan baik. Saat petugas melakukan entry data di sistem rumah sakit maka akan terinput juga di Apotek Online secara otomatis.
Setelah dilakukan bridging sistem, sekarang dalam satu hari kita bisa menginputkan seluruh resep yang ada. Tidak ada lagi resep yang tertunda penginputannya, semua sudah bersih dalam satu hari.
Dahulu kita input manual bisa hitungan menit sekarang cukup 10 detik sudah auto terinput, tegas Fatma. Bridging sistem ini ternyata juga memiliki dampak positif terhadap waktu tunggu di loket farmasi rumah sakit. Fatma mengatakan, pemberian pelayanan kepada pasien menjadi lebih cepat.
Sebelum obat diberikan pada pasien maka data sudah harus masuk ke dalam sistem, proses entry yang menjadi lebih singkat secara otomatis mempersingkat pula waktu tunggu loket farmasi.
Pemberian pelayanan kepada pasien yang tiba di loket farmasi tentu menjadi lebih cepat dan waktu tunggu lebih singkat. Penginputan data lebih cepat, cukup dalam hitungan detik dan antrean berjalan lebih cepat, kata Fatma senang.