Krjogja.com – BANTUL – Tim dari Fakultas Biologi UGM bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan mitra lainnya menebar sebanyak 5.000 bibit ikan wader pari (Rasbora lateristriata) di kawasan Sungai Gandok, Kelurahan Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul.
Mengacu pada laman resmi UGM, kegiatan restocking yang dilaksanakan pada Kamis (30/1/2025) tersebut merupakan bagian dari program Restocking Phase 2 yang digagas melalui workshop "Restocking Activity for Food Dashboard System (FDS)", sebuah upaya kolaboratif antara Fakultas Biologi UGM, BRIN, Global Alliance for Improved Nutrition Indonesia (GAIN Indonesia) dan Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Baca Juga: Tim Abdimas UAJY Dorong Diversifikasi Produk Oleh - oleh Dari Rumput Laut Ulva
Menurut Prof. Dr. Bambang Retnoaji, S.Si., M.Sc., dosen Fakultas Biologi UGM, latar belakang pelaksanaan kegiatan ini muncul dari hasil survei yang menunjukkan penurunan populasi ikan di beberapa sungai di Yogyakarta akibat degradasi habitat dan limbah.
"Sungai kita adalah aset yang memiliki banyak potensi kekayaan dan bisa dimanfaatkan bagi masyarakat sekitar. Salah satu dengan kembali mengisi ikan-ikan ke sungai sebagai habitat aslinya demi menjaga ekosistem," ungkapnya, dikutip dari laman resmi UGM, Senin (3/11/2025).
Lebih lanjut, Bambang menyebut bahwa dalam pemilihan lokasi restocking dilaksanakan secara ilmiah dengan mempertimbangkan kualitas fisik, kimia, dan biologi perairan. Ikan wader dipilih karena selain dapat menjadi indikator biologis yang responsif terhadap perubahan lingkungan sungai, juga berpotensi sebagai sumber protein lokal untuk masyarakat.
Baca Juga: UCY Wisuda 259 Mahasiswa, Ini Pesan untuk Lulusan Hadapi Tantangan Dunia Kerja Masa Kini
Senada dengan Bambang, Ibnu Budiman menjelaskan bahwa pada tahap kedua ini akan dilakukan pemantauan hingga bulan keempat setelah penebaran, dengan harapan hasil kajiannya akan digunakan sebagai acuan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan dalam kegiatan restocking berikutnya.
"Melalui fase kedua ini, kami akan melakukan monitoring hingga bulan keempat. Hasilnya akan digunakan untuk menyusun panduan restocking ikan Wader Pari yang akan diterapkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan pada tahun 2026 mendatang," jelas Ibnu.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, Hery Sulistio Hermawan, menegaskan bahwa keberhasilan program ini bergantung pada sinergi antara berbagai pihak serta pemantauan yang kontinu. "Jika nanti ada permasalahan serta tantangan, ini yang harus kita antisipasi bersama dalam upaya penyelesaiannya," ujarnya.
Tak lupa, Kepala Kelurahan Sumbermulyo, Musa A. Md., turut memberikan apresiasi atas kerja sama lintas institusi dan berharap program ini dapat menjadi momentum untuk menjaga kelestarian ekosistem sungai sekaligus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar. (*)