Empat Film Dokumenter Indonesia–India Meriahkan 70 Tahun KAA di ISI Yogyakarta

Photo Author
- Rabu, 5 November 2025 | 13:30 WIB
Ilustrasi. Foto dibuat dengan AI
Ilustrasi. Foto dibuat dengan AI

BANTUL (KRJogja.com) – Sebanyak empat film dokumenter, tiga di antaranya dari Indonesia dan satu dari India, diputar di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta sebagai bagian dari program kebudayaan memperingati 70 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang digelar di Bandung pada 1955.

Kegiatan ini mengusung tema “KAA Bandung Usia 70: Penilaian dan Perspektif Membangun Dunia Baru”.

“Dua film dokumenter di antaranya karya akademisi ISI Yogyakarta, diputar di hadapan sekitar 20 peserta dari luar negeri, Senin (3/11) sore di ruang audio visual Fakultas Seni Media Rekam (FSMR) ISI Yogyakarta,” tutur Dekan FSMR ISI Yogyakarta, Edial Rusli, kepada KR, Rabu (5/11).

Dua film karya akademisi ISI Yogyakarta tersebut yakni “Taring” karya Ann Marie Ramadhania Nalapraya dan “Sintren Saves The Village” karya Wahyu Nurul Iman. Sementara dua film lainnya adalah “The Tattered Robe Warrior and the Enchanted Storyteller” karya Fanny Chotimah (Indonesia) dan “Enlightenment in Motion: India’s Rhythmic Tribute to the Bandung Vision” karya Seema Mehra Pariha, mahasiswa asal India.

Menurut Edial, pemutaran film menjadi media penting untuk memperkenalkan perkembangan dan pembelajaran film dokumenter di Indonesia kepada peserta luar negeri. “Harapannya, semangat KAA 70 tahun lalu dapat terus hidup, dan perfilman dokumenter ke depan akan mengutamakan kebersamaan serta kerja sama global,” tegasnya.

Ia menambahkan, dunia film dokumenter merupakan ruang yang mempertemukan seni dengan nilai-nilai sejarah. “Dari kegiatan ini diharapkan mahasiswa dan dosen semakin memahami bahwa karya audio visual bukan hanya sekadar ekspresi estetika, tetapi juga bentuk pertanggungjawaban sejarah,” ujarnya.

Sementara Pimpinan Delegasi sekaligus Inisiator Peringatan 70 Tahun KAA, Darwis Khudori, menjelaskan bahwa acara ini bertujuan menciptakan gerakan internasional dari kalangan akademik dan aktivis yang bersemangat Bandung. “Semangat yang lahir dari KAA Bandung, bila kita intisari kan, ada lima: perdamaian, kemerdekaan, keadilan, solidaritas, dan emansipasi,” tegas Darwis.

(Vin)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X