Krjogja.com - BANTUl- Kawasan pantai selatan di Kabupaten Bantul ternyata berpotensi untuk produksi garam dan sekarang sedang dikembangkan oleh seorang petani, Purnama (47) atau lebih akrab dipanggil Pak Capung warga Poncosari Srandakan Bantul dengan memanfaatkan bahan baku air laut.
Ditemui di lokasi tambak garam Tanggultirto Poncosari dalam acara Dinamika Desa Dinas Kominfo Bantul Kamis (13/11), Purnama menuturkan, ia dibantu istrinya Rumiyati (47) mulai mencoba memproduksi garam di Pantai Tanggultirto tahun 2023.
Purnama mengakui, hingga sekarang masih terus belajar, bagaimana caranya bisa meningkatkan produksi garam di pantai selatan Bantul. "Kami masih belajar, berusaha meningkatkan hasil produksi garam di Bantul,'' papar Purnama.
Baca Juga: Ini Strategi Bank Muamalat Tingkatkan Pembiayaan Emas Syariah
Menurut Pak Capung, saat itu garam yang diproduksi rata- rata baru sekitar 4 kuintal dalam dua bulan. Harga garam yang kualitas baik, yakni garam yang kristalnya besar dan warnanya lebih dijual Rp 3.000 per Kg. Garam yang kualitasnya baik ini bisa untuk dikonsumsi . Sedangkan garam yang kualitasnya di bawahnya kristalnya agak kecil atau lembut, warnanya agak kusam dijual antara Rp 2.000 sampai Rp 2.500. Garam yang agak lembut ini untuk keperluan peternakan. Area pemasaran masih lokal Bantul. " Jadi untuk omset rata- rata masih sekitar Rp 1 juta, baru cukup untuk tambahan dapur. Untuk penghasilan lain, kami bercocok tanam di lahan marginal," tutur Purnama.
Purnama mencoba membuat garam di pantai selatan ini awalnya mendapat tawaran dari petani garam dari Surabaya yang membantu membuatkan sarana dan prasarana untuk pembuatan garam. Sedangkan tekniknya dibantu temannya dari Purworejo. Jika produksi garam dari Bantul bisa melimpah, Purnama dijanjikan garamnya bisa dikirim ke Surabaya.
Dikatakan, sebenarnya pada era pemerintahan Belanda , pantai selatan sudah ada petani garam. Tentang kualitas air lautnya, jika dibanding dengan air laut di Madura dan Surabaya, memang air laut selatan Bantul ada dibawahnya. Sehingga di Surabaya atau Madura lebih cepat mengkristal. " Mungkin kalau di laut selatan Bantul sudah bercampur dengan air tawar dari sungai Opak dan Progo," katanya. ( Jdm ).