BANTUL (KRJogja.com) — Peringatan HUT PGRI dan Hari Guru Nasional di Pleret berlangsung meriah dan penuh makna. Bertempat di Taman Benteng Mataram, Jumat (21/11), Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Cabang Pleret Bantul menggelar jalan sehat sebagai simbol gerakan kecil untuk mendorong kemajuan pendidikan.
Kegiatan bertema “Guru Bermutu Indonesia Maju” ini dilepas oleh Ketua PGRI Kabupaten Bantul H Totok Sudarto MPd, didampingi Sekretaris Dikpora Kabupaten Bantul Dr Titik Sunarti MPd, serta Kapolsek Pleret AKP Anar Fuadi.
Ketua PGRI Cabang Pleret, Siti Zunaroh MPd, menegaskan bahwa jalan sehat memiliki makna filosofis bagi perjalanan pendidikan daerah.
“Pada hari ini dilaksanakan jalan sehat, esensinya adalah untuk menjadikan sebagai langkah kecil kita dalam pendidikan. Sehingga akan menjadikan anak-anak Indonesia khususnya Kabupaten Bantul berkualitas, berkarakter dan berakhlak mulia,” ujarnya.
Siti menambahkan, tema besar peringatan HUT PGRI tahun ini mengingatkan bahwa kualitas guru adalah kunci kemajuan bangsa.
“Langkah kecil yang kita lakukan bersama hari ini bisa mencerminkan langkah besar dalam memajukan pendidikan Indonesia,” jelasnya.
Menurutnya, HUT PGRI 2025 bukan hanya seremoni rutin. Justru momen ini menjadi refleksi atas tantangan guru di era digital yang semakin kompleks.
“Tantangan guru ke depan yang jelas adalah guru harus selalu belajar, guru harus selalu meningkatkan kualitasnya,” tegasnya.
PGRI Pleret Konsisten Perangi Bullying di Sekolah
Siti Zunaroh juga mengungkapkan langkah konkret PGRI dalam mencegah bullying di sekolah-sekolah Pleret.
“Langkah antisipasi yang pertama kita memberikan pelatihan atau workshop anti-bullying. Guru harus bisa memberikan nilai-nilai karakter kepada anak dan menjadi teladan,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa tindakan kekerasan, anarkisme, dan perundungan tidak boleh terjadi di lingkungan pendidikan.
Masih Ada Guru yang Butuh Penguatan Kompetensi Kepribadian
Ketua PGRI Kabupaten Bantul, H Totok Sudarto MPd, mengingatkan bahwa masih ada guru yang perlu memperbaiki kompetensi kepribadian agar tidak melanggar etika profesi.
“Kompetensi kepribadian segera perbaiki agar menjadi guru yang terbaik dalam mendidik anak,” ujarnya.
Acara diakhiri dengan kebersamaan dan apresiasi terhadap seluruh guru yang hadir. (Roy)