Krjogja.com - BANTUL - Biasanya bubur identik dengan menu sarapan pagi. Namun berbeda dengan di Bantul Yogyakarta, di mana bubur justru menjadi menu favorit di malam hari, terutama bagi para pekerja pabrik dan buruh yang pulang larut.
Fenomena bubur malam di Bantul ini sudah menjadi bagian dari budaya kuliner lokal. Banyak pedagang yang mulai membuka lapak sejak sore hingga larut malam, melayani para pekerja yang tidak sempat memasak setelah seharian beraktivitas.
Baca Juga: Dukung Program Strategis Pemerintah, BRI Terima Penghargaan dari Kementerian IMIPAS
Letak geografis Bantul yang berada di pinggiran Kota Yogyakarta membuat banyak warganya bekerja di kawasan perkotaan maupun industri. Waktu tempuh yang cukup panjang, ditambah jam kerja hingga malam hari, membuat sebagian pekerja memilih membeli makanan siap santap.
“Pembeli di sini kebanyakan pekerja, terutama dari pabrik. Mereka pulang malam jadi sudah capek dan tidak sempat masak,” ujar Wanti, salah satu penjual bubur malam di Bantul.
Tak hanya menjual bubur, Wanti juga menyediakan menu lain seperti nasi uduk, aneka sayur, gorengan, sate-satean, dan lauk pauk rumahan, sehingga pembeli bisa memilih sesuai selera.
Baca Juga: Talkshow Pojok Sibakul Bahas Penguatan Instrumen Pengawasan Koperasi di DIY
Bagi para pekerja, kehadiran penjual bubur malam di Bantul sangat membantu. Selain praktis, harganya juga terjangkau, dengan porsi yang cukup mengenyangkan setelah aktivitas seharian.
“Ini sangat membantu, apalagi buat orang seperti saya yang kerja sampai malam dan tidak sempat masak,” ujar Mujiyem, salah satu pembeli setia bubur malam.
Bubur yang disajikan juga tidak kalah lengkap dibanding bubur pagi. Umumnya dilengkapi dengan suwiran ayam, telur, cakwe, kerupuk, serta sambal, menyesuaikan selera lokal.
Meski terbilang tidak biasa di banyak daerah, bubur malam di Bantul justru menjadi ciri khas tersendiri. Fenomena ini mencerminkan bagaimana kuliner bisa beradaptasi dengan ritme kehidupan masyarakat, terutama para pekerja yang membutuhkan makanan cepat, hangat, dan terjangkau.
Keberadaan bubur malam bukan hanya soal makanan, tetapi juga menjadi bagian dari solusi sosial bagi para pekerja yang ingin tetap bisa makan layak setelah lelah bekerja seharian. (***)