bantul

74 Tahun Serangan Oemoem 1 Maret, 202 Korban Kemusuk - Somenggalan Diperingati

Selasa, 28 Februari 2023 | 10:24 WIB
Seminar nasional peristiwa Kemusuk-Somenggalan. (Foto : Harminanto)

Krjogja.com - BANTUL - Peringatan Serangan Oemoem 1 Maret diperingati masyarakat Argomulyo di Museum Memorial Jendral Besar HM Soeharto, Selasa (28/02/2023). Ratusan orang mengikuti tabur bunga di Makam Somenggalan Kemusuk, tempat 202 warga yang menjadi korban pembantaian tentara Belanda pada 7-8 Januari 1949.


Mayjen TNI (Purn) Lukman R Boer, Ketua Yayasan Kajian Citra Bangsa (YKCB), mengatakan peristiwa Kemusuk-Somenggalan adalah rangkaian peristiwa yang berkait erat dengan Serangan Oemoem 1 Maret 1949. Saat itu tercatat 202 warga Kemusuk-Somenggalan yang meninggal dunia, karena Belanda yang tak bisa menemukan Soeharto di rumahnya.


"Hari ini kami memperingati peristiwa Kemusuk-Somenggalan, di mana ada banyak warga yang meninggal dunia karena tentara Belanda. Kami berharap peristiwa yang terjadi di Kemusuk sebelum Serangan Oemoem 1 Maret ini menjadi catatan sejarah yang diingat bangsa Indonesia," ungkapnya.


[crosslink_1]


Nur Johan, penulis sejarah dari YKCB menambahkan peristiwa Kemusuk-Somenggalan muncul karena Belanda terusik dengan serangan sebelumnya yang dilakukan Letkol Soeharto yakni 29 Desember 1948 di Kantor Pos Besar, Ngabean, Patuk, Sentul dan Pengok. Disebutkannya, Belanda mencari Soeharto di Kemusuk, namun tidak ditemukan hingga akhirnya mereka membakar desa dan membunuh 202 warga.


"Desa Kemusuk berubah menjadi ladang pembantaian, genosida ini bisa dikategorikan dalam pelanggaran HAM yang berat. Peristiwa Kemusuk juga menandai perjuangan Soeharto memimpin lima kali serangan yakni 29 Desember 1948, 9 Januari 1949, 16 Januari 1949 dan 4 Februari 1949 juga 1 Maret 1949 yang membuka mata dunia," jelasnya.


Sementara Prof Djoko Suryo yang menjadi pembicara dalam seminar nasional Memaknai Peristiwa Kemusuk-Somenggalan dalam Serangan Oemoem 1 Maret 1949 mengatakan peristiwa tersebut menandai jiwa patriotisme bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah. Momentum peringatan 1 Maret harus dimaknai dengan mengambil semangat perjuangan untuk menjalani kehidupan bangsa ke depan.


"Belanda ingin tidak mengakui proklamasi dan mengambil alih kembali Indonesia. Namun bagaimana perjuangan segenap rakyat Indonesia, bersatu untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Kita harus berbuat sesuatu yang baik agar perjuangan para pendahulu kita tidak sia-sia," tandas Djoko Suryo. (Fxh)

Tags

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB