BANTUL, KRJOGJA.com - Salsabila Afifatul Hudayati Syafi'i kelas IX B MTsN 9 Bantul, berhasil menjadi Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) Airforce Fair 2022 yang diselenggarakan oleh SMAIT Al Irsyad Purwokerto, Minggu (06/03/2022). Salsa yang baru pertama kali mengikuti lomba karya tulis bisa mengungguli finalis lain dalam bidang Ilmu Sosial dan Humaniora.
"Penelitiannya berjudul Nilai Moderasi Beragama dalam Film (Analisis Resepsi terhadap Tiga Film karya MTsN 9 Bantul)," jelas Kepala MTsN 9 Bantul Nur Hasanah Rahmawati SAg MM, Senin (07/03/2022).
Menurut Nur Hasanah, penelitian dilakukan di MTsN 9 Bantul terhadap tiga film pendek produksi MTsN 9 Bantul. Tiga judul film tersebut masing-masing : Satu Jam Salah Paham, Lentera Anak Bangsa dan Beda Jalan Satu Tujuan. Ketiga film tersebut bicara tentang moderasi beragama.
Respondennya 197 siswa MTsN 9 Bantul. Hasil penelitian Salsa mengungkapkan, 91,89% siswa menerima nilai moderasi beragama yang ada di dalam tiga film itu. Sementara yang 8,1% siswa menerima dan menolak sebagian isi film tersebut.
Bagian yang ditolak itu karena mempunyai pandangan yang berbeda tentang arti moderasi beragama. Meskipun belum 100 % siswa menerima, akan tetapi Salsabila berpendapat, angka yang menerima nilai moderasi dalam tiga film itu cukup besar.
Nur Hasanah menambahkan, LKTIN berlangsung dalam tiga tahap. Diawali dengan tahap abstrak Desember 2021. Abstrak yang diajukan Salsa lolos seleksi bersama puluhan abstrak lainnya dari peserta seluruh Indonesia.
Tahap kedua, seleksi fullpaper dan video presentasi, Februari 2022. Pada tahap ini, Salsa lolos ke babak berikutnya bersama teman sekelasnya Lorensia Kusumawardani Reksa Ayu Pertiwi.
Kemudian tahap ketiga presentasi langsung menggunakan zoom meeting dan tanya jawab dengan juri. Hasilnya Salsa menjadi juara II sedang Lorensia juara III Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora.
Jurinya adalah Dr Katubi MHum dari Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Badan Riset dan Inovasi Nasional, serta Dr Siti Zulaikha Wulandari SE MSi dosen Universitas Jenderal Sudirman. Ini yang membuat Andrian sebagai penbimbing merasa bangga karena jurinya adalah orang yang kompeten di bidangnya. (War)