kRETEK, KRJOGJA.com - Kebijakan pemerintah Jawa Tengah agar warganya dua hari di rumah saja, Sabtu-Minggu (6-7/2), berdampak terhadap kunjungan wisatawan ke Pantai Parangtritis. Terjadi penurunan kunjungan wisatawan setelah kebijakan tersebut diterapkan meski tidak signifikan. Merujuk data Dinas Pariwisata Bantul, Sabtu (5/2) jumlah kunjungan di Parangtritis 2.630, pantai di wilayah Sanden dan Srandakan 347 pengunjung, Goa Cerme 11 orang. Padahal Sabtu sebelum kebijakan pemerintah Jateng diberlakukan Parangtritis 2.990.
Komandan SAR Satlinmas Wilayah III, Kabupaten Bantul, Ali Sutanta Joko Saputra Minggu (7/2) mengatakan, sejak pagi hingga siang wisatawan sangat lengang. "Ibaratnya wisatawan bisa dihitung dengan jari, ada penurunan jumlah kunjungan," jelasnya. Wisatawan keluarga bermobil pribadi berkurang apalagi rombongan wisatawan dengan bus.
Ali mensinyalir, redupnya kunjungan wisatawan di Parangtritis erat kaitanya dengan kebijakan warga Jateng mesti di rumah selama dua hari. "Kalau kebijakan Jateng di rumah saja dampaknya juga dirasakan hingga Bantul praktis, karena sebagian besar wisatawan dari Jateng," ujarnya.
Sementara, Ketua Koperasi Wisata Mina Bahari 45, Pantai Depok Sutarlan tidak menampik, kunjungan wisatawan ke Pantai Depok turun. Meski begitu, pengelola rumah makan seafood tetap dikunjungi wisatawan.
Sutarlan menjelaskan, banyak mobil pribadi berplat nomor polisi Jawa Tengah juga datang ke Pantai Depok. "Yang jelas banyak mobil berplat nomor polisi Jawa Tengah yang berkunjung ke Pantai Depok untuk menikmati kuliner seafood," jelasnya.
Terpisah, Sekretaris Dinas Pariwisata Bantul, Dra Annihayah, MEng mengatakan, kebijakan di rumah saja diakhir pekan digulirkan Pemprov Jateng tentu berdampak terhadap kunjungan wisata di Bantul. Apalagi ketika PTKM ini, kunjungan harian dengan akhir pekan hampir sama yakni sekitar 1000 wisatawan bahkan bisa turun.
Annihayah menegaskan, ketika Presiden Jokowi mengatakan ketika PTKM dinilai kurang effektif menurunkan angka penularan COVID-19. Sebaiknya tidak diteruskan, karena dampaknya sangat besar bagi pengelola sektor wisata. "Saya itu ketika berkunjung ke objek wisata "ngelus dada" melihat warung-warung sepi pengunjung, pedagang cuma bengong, hati tidak tega" ujarnya. (Roy)