PIYUNGAN, KRJogja.com -Â Kemelut di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan seolah tidak kunjung usai. Apalagi setelah Jumat (18/12) hingga Minggu (20/12) warga melarang armada sampah melakukan bongkar sampah.
Ratusan ton sampah di masyarakat sudah tidak bisa diambil oleh jasa sampah lantaran tidak bisa membuang. Aksi itu sebagai buntut kekecewaan warga terhadap pemerintah lantaran sejumlah aspirasi tidak digubris hingga kini.
"Jumlah armada anggota kami mencapai 150 unit, jika satu armada dalam sehari satu ton sampah angkanya sudah kelihatan. Padahal sejak Jumat lalu sudah tidak bisa membuang ke TPST," ujar Ketua Paguyuban Jasa Sampah, 'Eker-Eker Golek Menir' Sodik Marwanto, Minggu (20/12).
Dampak penutupan TPST sampah di masyarakat sudah tidak diambil sejak Jumat. Kalau diambil juga bingung mau di buang kemana. "Jelas saya dan temen-temen mendapat komplain dari pelanggan. Kami bisanya memberikan penjelasan karena TPST memang ditutup," ujar Sodik. Sebenarnya pihaknya lelah menyampaikan aspirasinya ke pemerintah. Kenyataannya keluhan yang disampaikan sejak beberapa tahun lalu, mulai jalan, lampu hingga kini belum sepenuhnya direspons. Lokasi pembuangan dengan sampai masuk sebenarnya tidak seimbang. Sehingga umur TPST Piyungan ini tinggal nunggu waktu saja.
Pantauan KR , Minggu (20/12) sejumlah teknisi memperbaiki alat berat. Sementara alat berat lainnya mendorong sampah ke tengah agar landasan dermaga bisa digunakan armada melakukan bongkar. (Roy)