BANTUL, KRJOGJA.com - Seruan untuk menjaga keamanan dan ketertiban di Kabupaten Bantul kondusif menjelang dan sesudah Pilkada 9 Desember 2020 terus didengungkan. Jangan sampai perbedaan pilihan jadi biang perpecahan sesama rakyat Bantul. Terlalu murah kerukunan masyarakat Bantul dipertaruhkan hanya untuk kepentingan Pilkada.
"Dalam proses berdemokrasi tentu perbedaan pilihan merupakan sebuah hal wajar, tetapi paling utama adalah kerukunan, kebersamaan yang sudah terbangun di tengah masyarakat harus dijaga," ujar Ketua Forum Pemantau Pilkada Bantul Bebas Politik Uang, Zahrowi, Rabu (2/12).
Dijelaskan, menjelang Pilkada Bantul, masyarakat harus tetap bersikap dengan kepala dan hati dingin. Momentum Pilkada hanya sampai 9 Desember 2020, setelahnya semua warga biasa dan kembali ke masyarakat. Kedewasaan, kematangan dalam bermasyarakat berbangsa bernegara akan diuji dalam momentum ini. "Janganlah kita mengorbankan kehidupan masyarakat Bantul yang damai ini hanya untuk Pilkada," ujar Zahrowi.
Ajakan menjaga menjelang dan sesudah coblosan tetap adem dan damai juga disuarakan ratusan anggota Forum Laskar PPP Bantul. Ketua Umum Forum Laskar PPP Kabupaten Bantul, Sadam Prasetyo menjelaskan, jumlahnya lebih 40 laskar dengan anggota lebih dari 4000 orang. Hal tersebut tentunya jadi potensi terjadinya kerawanan jika tidak diajak untuk mendukung untuk pelaksanaan Pilkada Bantul aman dan damai.
"Kita tidak mau terjadi sesuatu karena Pilkda ini, oleh karena itu kita sudah koordinasi dengan temen-teman di Bantul agar menjaga diri dan tidak terpancing dari pihak-pihak yang mengingkan pilkada Bantul berlangsung ricuh dan tidak aman," ujarnya. Sadam mengatakan, Laskar PPP Bantul siap menjaga Pilkada Bantul bebas dari hoax, kampanye hitam yang justru membuat masyarakat Bantul terpecah. Oleh karena itu, seluruh laskar terhitung H-5 dan setelah coblosan jaga Bantul tetap aman. (Roy)