BANTUL, KRJOGJA.com - Lima jembatan yang rusak akibat badai Cempaka yang melanda Bantul dilakukan revitalisasi yang bakal menghabiskan dana Rp 65 miliar ini ditarget selesai awal September mendatang. Kelima jembatan yakni Jembatan Gayam, Segoroyoso Pleret, Jembatan Kedungjati, Selopamioro Imogiri, Jembatan Kiringan Canden Jetis dan Jembatan Benyo, Sendangsari Pajangan.
Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Ir Rivai usai melakukan peninjauan di lima jembatan, Rabu (8/7) menuturkan pihaknya datang dalam rangka evaluasi monitoring jembatan di Bantul yang rusak akibatdampak dari badai Siklon Cempaka."Saya pastikan awal September sudah selesai seluruh pembangunan kelima jembatan. Adapun pembangunan dilaksanakn selama 2 tahun," jelas Rivai.
Rivai menjelaskan jembatan baru ini akan memberikan kontribusi peningkatan perekonomian masyarakat dan destinasi wisata baru. Ditanya mengenai dampak terganggunya pembangunan infrastruktur akibat Covid-19, ia menegaskan pihaknya mengeluarkan surat ke seluruh kawasan di Indonesia bahwa tidak ada penundaan proyek pembangunan bagi yang sudah jalan asalkan dalam bekerja tetap memenuhi protokol standar kesehatan Covid-19.
Bupati Bantul, Drs H Suharsono memastikan jika Bantul dapat bekerja cepat dan optimis awal September sudah dapat digunakan. "Akhir Agustus akan saya cek lagi progresnya. Pasca selesai masyarakat dapat memanfaatkan sekitaran jembatan untuk digunakan berjualan. Pesepeda juga dapat menggunakan akses jembatan Kedungjati Sriharjo untuk tembus ke Selopamioro," tegasnya.
Kepala BPBD Bantul, Dwi Daryanto, MSi menambahkan dana paling besar teralokasi di Jembatan Gayam dan Jembatan Kedungjati yang rata-rata menghabiskan dana Rp 12 miliar. "Desainnya 2 fungsi yakni jalur umum dan jalur wisata. Kalau sebelumnya di jembatan tak dapat bersimpangan sekarang sudah bisa karena lebar," jelasnya. (Aje)