Ketua Paguyuban Pemulung yang tergabung dalam wadah Mardiko, Maryono justru mengatakan lokasi bongkar muat sekarang ini ada tidak bisa dikatakan sebagai dermaga. "Bagaimana bisa dikatakan dermaga, lokasi bongkar sampah hanya di tepi jalan tidak bisa masuk ke tengah karena kondisinya sudah sangat tidak memungkinkan lagi," ujar Maryono.
Menurutnya setelah sampah dibongkar, baru dorong ke tengah pakai alat berat. Kondisi itu pun tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah, karena untuk mendorong ke tengah juga tidak mudah karena tumpukan terlalu tebal.
Oleh karena itu Maryono berharap persoalan di TPST Piyungan perlu diselesaikan bersama-sama agar didapat solusi paling tepat. "Yogyakarta merupakan kota yang sangat terkenal tidak hanya di Indonesia bahkan dunia mengenal kota ini tetapi ada persoalan serius yang hingga saat ini belum terselesaikan dengan baik yaitu persoalan sampah," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, Ari Budi Nugroho ST MT, mengatakan dengan kondisi TPST Piyungan saat ini sejumlah langkah diambil Pemda DIY. Termasuk melakukan pengkajian untuk melakukan optimalisasi TPST Piyungan.
“Secara pararel Pemda Bantul pada tahun 2020 ini melakukan pengkajian untuk mengatasi ketergantungan dengan TPST Piyungan. Selain itu, Pemda Bantul secara intensif melakukan kampanye pengurangan sampah untuk mengurangi volume timbunan sampah di Bantul,†terangnya. (Roy)