BANTUL, KRJOGJA.com - Menjelang bulan puasa, stok dan ketersediaan BBM serta elpiji harus tersedia. Hal ini untuk menjamin masyarakat tidak mengalami kesulitan memperoleh dua kebutuhan pokok tersebut. Maka dari itu, Himpunan Pengusaha Swasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) meminta kepada pengusaha SPBU untuk melakukan Delivery Order (DO) sebelum stok kehabisan.
Ketua Hiswana Migas DIY, Drs Siswanto,MM menuturkan saat ini berapapun permintaan BBM selalu terpenuhi. Hal ini karena kuota subsidi sudah berkurang. "Yang penting pengusaha harus modalnya siap karena ambil Delivery Order (DO) ke Pertamina harus bayar cash," jelas Siswanto di Bantul, Kamis (25/04/2019).
Ditambahkannya, untuk kenaikan BBM saat bulan puasa dan menjelang lebaran, mencapai 10 persen. Sekretaris Hiswana Migas DIY, Widiarto menambahkan kebutuhan konsumsi BBM perhari se DIY rata-rata yakni Pertalite 1200 kl perhari, Premium 300 kl hari, Pertamax 150 kl perhari.
"Untuk solar belum dihitung rinci karena dibatasi. Premium dan solar masuk kuota subsidi sehingga di beberapa SPBU DIY seringkali sudah tidak ada," jelasnya.
Ditambahkannya, di awal 2017, dari Hiswana di minta mengurangi penjualan premium. Sementara saat ini berdasarkan data, sudah hampir 60 persen SPBU di DIY tidak menjual premium.
DIY, imbuhnya memiliki 106 SPBU, adapun pada tahun ini sudah ada pengajuan ijin SPBU sebanyak 4 SPBU sehingga dipastikan jumlah SPBU 2019 bertambah 4 jadi 110 tempat. "Kendala pengusaha SPBU, harga tanah semakin mahal. Sementara berbisnis SPBU, margin sedikit alias kecil. Kemudian tarif pajak dan pengeluaran tinggi. Contoh tiap tahun UMK pekerja naik , tarif BPJS dam listrik naik kondisi ini memicu minimnya keuntungan pengusaha SPBU Sementara aturan DO dan sebagainya seringkali ketat," keluhnya. (Aje)