DLINGO, KRJOGJA.com - Tradisi wiwitan atau permulaan panen padi dipoles menjadi komoditas wisata. Yogyakarta sebagai kota wisata dan  budaya sudah semestinya mempertahankan warisan nenek moyang tersebut. Â
Wiwitan sebagai salah satu warisan budaya tidak benda jadi salah satu kekuatan DIY sebagai kota wisata dan budaya. Pentingnya tradisi wiwitan dilestarikan di era digital jadi pijakan pengelola Desa Wisata Songgo Langit Jelajah Sawah Pertanian Bowongan (JSPB) Sukorame Mangunan Dlingo Bantul menggelar wiwitan dan boyong watu pipisan.  Â
"Warisan budaya nenek moyang harus dilestarikan termasuk tradisi wiwitan ini. Ini merupakan kekayaan warga sejak turun temurun ," ujar Lurah Desa Mangunan Dlingo H Jiyono SSos disela acara.                      Â
Dijelaskan, tradisi wiwitan menjadi potensi wisata baru melengkapi kekayaan objek wisatas di Mangunan Dlingo Bantul. Karena itu selain bertumpu pada objek wisata dengan potensi alam, Mangunan kini tengah giat- giatnya mengembangkan wisata budaya. "Tradisi wiwitan selain terus kami lestarikan kami coba untuk kami jadikan komoditas wisata ," ujarnya. Â
Menurut Jiyono, jika dikupas lebih mendalam, wiwitan merupakan ikhtiar masyarakat kepada Allah SWT agar hasil pertanian baik. Karena wiwitan itu esensinya merupakan sebuah harapan agar senantiasa diberikan kemudahan dalam menjalani hidup. Komoditas wisata berbasis adat budaya masyarakat tengah jadi primadona akhir-akhir ini. Â
Sementara itu, Ketua Desa Wisata Songgo Langit JSPB Sukorame Mangunan Dlingo Bantul, Lagimen Budi Ismanto mengatakan tradisi tersebut merupakan upaya warga Sukorame melestarikan tradisi. Wisata harus kolaborasi dengan budaya.
Sehingga tidak sekadar menyajikan pesona alam sebuah objek wisata. Tetapi lebih dari itu, wisatawan didorong untuk bisa memahami nilai -nilai dari sebuah budaya itu sendiri. (Roy)