BANTUL, KRJOGJA.com - Kopdar Drummer Guyub Yogyakarta (DGYK) #2 di Rumah Hobbit Mangunan, beberapa waktu lalu mengangkat kearifan lokal warga sekitar. Salah satunya Rampak Kenthongan. Dimainkan 50-an warga Mangunan yang semuanya perempuan, Rampak Kenthongan ini membuka panggung Kopdar DGYK #2 lewat persembahan spesial bertajuk "Kenthong Guyub".
Sambil memukul kenthongan dan menyanyikan lagu-lagu berbahasa Jawa, Rampak Kenthongan Mangunan turut melibatkan mereka yang datang dengan membuat encore di atas panggung. Pertunjukkan gerak dan bunyi ini sendiri merupakan persembahan warga Mangunan pada DGYK yang mau mengangkat kearifan lokal sekitar.
Sementara di tenda workshop yang juga diisi pameran produk drum SMDC Drum, KYRE Drum, AERIO Earphone, Heartbeat Stick, Solobeat Stick, DIX Stick, alat musik second, dan beberapa tempat kursus di Yogyakarta, DGYK juga mengajak anak-anak kecil warga sekitar bermain drum. Diawali dengan membuat tom dari kaleng bekas, para jagoan drum Yogyakarta ini mengajari anak-anak kecil membentuk beat dan mengikuti tempo dengan tom yang dibuat bersama. Tom kaleng bekas itu pun boleh dibawa pulang.
Ari Hamzah ketika di atas panggung Kopdar DGYK #2
"Anak-anak kecilnya sangat antusias mengikuti workshop. Ada yang mencoba drum bikinan teman-teman Yogya juga. Di luar pertunjukkan, warga Mangunan ini juga turut berpartipasi. Mereka menyediakan makanan dan minuman hangat untuk DGYK dan mereka yang datang. Semuanya dari warga," kata Dedhy Dwi Andono Putro, pengurus DGYK.
Tak hanya menyatu dengan warga, DGYK juga bersinergi dengan alam. DGYK melakukan penanaman pohon sebagai bentuk tanggung jawab pada alam. Drummer adalah salah satu profesi yang paling erat dengan penggunaan bahan baku kayu, untuk itu konsep bersinergi dengan alam ingin mengajak para drummer dan para masyarakat untuk kembali dan menyadari kembali peran penting alam. "Penanaman Pohon DGYK mungkin menjadi agenda unik yang belum pernah dilakukan oleh DGYK sepanjang berdirinya komunitas ini," sambung Dedhy.