BANTUL, KRJOGJA.com - Dibangun setelah gempa bumi 2006 melanda Bantul, Museum  Tani Jawa Dusun Candran Desa Kebonagun Imogiri Bantul kini terus menggeliat. Sebagai salah satu destinasi wisata berkonsep edukasi bidang pertanian dan kaerifan lokal sekarang sangat ramai dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri. Meski kunjungan didominasi wisatawan dari Belanda dan Perancis.
Berada di tepi permukiman masyarakat dengan lingkungan persawahan menjadikan Museum Tani Jawa punya kekhasan tersendiri. Bahkan pesona museum itu rasanya sulit ditemukan padanannya ditengah perkembangan zaman modern ini.  Sehingga setiap kali wisatawan asing datang diajak turun kesawah untuk membajak atau memanen padi.
"Wisatawan mancanegara mencari sesuatu yang alami serta radisional. Museum Tani Jawa seperti yang mereka cari karena tidak bisa ditemukan di negaranya," ujar Pengelola Museum Tani Jawa Kebonagung Imogiri , Kristya Bintara, Rabu (15/11/2017).
Berkunjung ke museum tersebut beragam alat pertanian dari dari masa ke masa bisa ditemui. Sudah ribuan wisatawan asing berkunjung ke Desa Wisata Kebonagung dan juga Museum Tani Jawa yang sekarang koleksinya semakin lengkap.
Kristya Bintara mengungkapkan, kebanyakan wisatawan mancanegara bertanya fungsi alat pertanian koleksi museum. Desa Wisata Kebonagung dan Museum Tani Jawa juga banyak dikunjungi para pelajar, mahasiswa khususnya dari kota-kota besar di Indoensia. Mereka ingin mengetahui proses tanam padi hingga nama peralatannya.
"Kami berusaha mendorong agar generasi modern sekarang ini mengenal tentang pertanian, salah satunya lewat museum," ujarnya.
Hadi Wahyono pemandu wisata khusus dari Perancis mengatakan, tamunya paling suka melihat sawah sebagai bentuk penghargaan asal usul pangan. Hadi mengaku, dalam sebulan mengantar 80 wisatawan Perancis. Sementara Kabupaten Bantul dan Kabupaten Blitar Jawa Timur mengulirkan program tukar pelajar lewat program study tour. Tujuan akhirnya kunjungan wisatawan khusus pelajar semakin meningkat.
Plt Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Hadi Prabowo SSsos mengatakan, dengan program tukar pelajar itu diharapakan semakin banyak yang berkunjung sekaligus namun dari jadi ujung tombak mempromosikan obyek wisata di Bantul. (Roy)