BANTUL, KRJOGJA.com - Beragam kegiatan bakal digelar untuk memperingati Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2017 di Kabupaten Bantul. Momentum HSN ini bukan diartikan satri mengaji kemudian diperingati. Tetapi militansi santri yang berjuang melawan penjajah itu yang mesti diperingati. Selain itu, peringatan HSN tahun ini sekaligus mengingatkan, bahwa santri punya sejarah dalam membela bangsa dan negara.
“Jangan sampai santri mendalami Al Quran, hadist, kemudian untuk memusuhi negara. Semakin mempelajari agama harus mencintai tanah air, jangan sabaliknya,†ujar Wakil Bupati Bantul H Abdul Halim Muslih kepada wartawan, Selasa (17/10/2017). Dijelaskan, HSN tahun ini harus jadi pijakan untuk membangkitkan rasa nasionalisme santri kepada bangsa dan negara. Karena sikap nasionalisme tersebut sangat dibutuhkan dalam kondisi sekarang.
Abdul Halim Muslih menjelaskan, HSN resmi ditetapkan lewat Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 2015. HSN tidak hanya menyinggung kehidupan santri di pesantren, lebih pada semangat perjuangan yang dilakukan para santri dan Kyai tahun 1945 silam. Sehingga tanggal 22 Oktober di Surabaya lahir Resolusi Jihad. Dalam resolusi yang diprakarsai oleh KH Hasyim Asy'ari tersebut menegaskan bahwa perjuangan umat muslim mengusir penjajah merupakan bahian dari jihad fisabilillah.
Sementara itu, salah satu panitia HSN, dr Attobari mengatakan, pembukaan rangkaian HSN dilakukan Rabu (17/10/2017) hari ini dengan menghadirkan pesantren Ekspo di Masjid Agung Bantul. Terdapat 40 stand berisi potensi seluruh pesantren se-Bantul. Kemudian tiga hari, 40 grup hadroh ambil bagian dalam Festival Hadroh.
Sementara rangkaian peringatan HSN bakal dilaksanakan mulai Rabu hingga Minggu (18-22/10/2017), seperti acara santri expo, 18-20 Oktober festival hadrah di Masjid Agung, 22 Oktober apel 10.000 santri di Lapangan Paseban dilanjutkan kirab 10.000 santri dari Paseban ke Masjid Agung.(Roy)