bantul

Jemparingan Bertumpu Pada Mata Hati

Senin, 27 Februari 2017 | 03:43 WIB

TAK Sekadar mengejar kemenangan saat 50 abdi dalem Kraton Yogyakarta terlihat  sibuk mempersiapkan gendawa diacara Jemparingan  gagrak Mataram di Lapangan Trirenggo Bantul, Minggu (26/02/2017).  Mereka sebenarnya ingin menguji  ketajaman mati hatinya sendiri –sendiri. 

Peserta yang mampu mengenai objek sasaran, artinya  ketajaman mata hatinya serta konsentrasinya tidak perlu diragukan. Pembeda dengan kegiatan memanah konvensional terletak pada cara memanah sambil duduk bersila tanpa melihat sasaran yang berjarak 35 meter. Meski sifatnya pertandingan, tetapi bukan hadiah tujuan akhirya, dari Jemparingan itu setidaknya momentum menata jiwa.

"Jemparingan bagi saya bukan tanda kemenangan itu, tetapi ini untuk menundukkan musuh yang ada dalam diri kita sendiri, yakni hawa nafsu," ujar KRT H Jati Ningrat SH, ditemui di Lapangan Trirneggo Bantul. 

Dijelaskan, Jemparingan menggunakan alat hampir sama dengan memanah kebanyakan. Namun bukan dari mata kita untuk melihat target bidikan, melainkan dengan hati. "Dalam Jemparingan bukan mata kita untuk membidik layaknya memanah umumnya, tetapi dengan hati," ujarnya. 

Dalam jemparingan itu juara 1 -3 yakni, KRT H Jati Ningrat SH, MRY Yudho Sabono serta MW Mangku Prayitno. Dalam acara juga dihadiri Erlina Hidayati SIP MM dari Dinas Kebudayaan DIY. 

Gandewa Mataram, KRT Wijoyo Pamungkas SE menjelaskan,  program Jemparingan di Lapangan Trirenggo Bantul itu untuk memberikan sosialiasi kepada masyarkat terkait tradisi warisan Sultan Hamengku Buwono I. "Selama ini masyarakat belum banyak tahu jika Jemparingan ini bisa diikuti masyarakat umum, bukan sekadar abdi dalem," jelasnya. (Roy)

Tags

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB