BANTUL (KRjogja.com) - Sebagai upaya melestarikan salah satu ajaran adiluhung yang sarat makna filosofis dari Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan HB I, Dinas Kebudayaan DIY bakal menggelar Lomba Jemparingan Gaya Mataram di Lapangan Trirenggo Bantul pukul 09.00 WIB.
"Jemparingan Gaya Mataram sangat lekat dengan keberadaan Kraton Yogyakarta. Hal tersebut selaras dengan upaya Dinas Kebudayaan DIY memperkuat Kraton Yogyakarta," tutur Kasi Sejarah Disbud DIY Bambang Marsamtoro kepada wartawan di Pendopo Dinas Kebudayaan DIY, Kamis (23/2).
Selain Lomba Jemparingan Gaya Mataram, nantinya juga akan ada workshop mengenai hal tersebut di Rumah Dinas Bupati Bantul. Sengaja kegiatan ini digelar di Bantul karena untuk mensosialisasikan Jemparingan yang selama ini masih terbatas di lingkungan abdi dalem serta memperkenalkan olahraga peninggalan leluhur secara lebih luas.
"Ke depan kegiatan ini akan kami gelar bergiliran di kabupaten/kota di DIY," sebutnya.
Sementara Carik Tepas Dwarapura Kraton Yogyakarta KRT Wijaya Pamungkas menuturkan Jemparingan Mataram lain dengan kegiatan panahan pada umumnya. Sebab jemparingan bukan semata olahraga, namun juga olahrasa atau pembentukan karakter yang diajarkan Sultan Agung Hanyakrakusuma melalui piwulang 'Mangasah mingising budi, Memasuh Malaning Bumi, Hamemayu Hayuning Bawana' yang dilanjutkan Sri Sultan HB I melalui konsep 'Pamenthanging Gandhewa, Pamanthenging Cipta'.
"Sebab itu ada teknik atau hal khusus pada Jemparingan Mataram. Peserta harus memakai busana Jawa. Posisi membidik bukan melalui mata, tapi dengan hati karena busur ada di depan dada pada posisi horisontal, bukan vertikal," lanjut panitra Gandhewa Mataram ini.
Terpisah kahartanan Gandhewa Mataram Raden Wedana Joyo Diharjo mengatakan Jemparingan bukan semata olahraga ketrampilan fisik, tapi upaya mengimplementasikan ajaran utama. Sehingga peserta nantinya tidaka hanya terpaku pada materi hadiah yang disediakan, namun berupaya mengendalikan diri melalui olahrasa dalam jemparingan. (R-7)