BANTUL (KRJogja.com) - Sistem pembelajaran bagi siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) harus berorientasi meningkatkan keterampilan agar bisa dijadikan bekal ketika lulus sekolah. Bekal keterampilan penting untuk mendorong tumbuhnya kemandirian anak berkebutuhan khusus (ABK). Keterampilan merupakan syarat mutlak supaya siswa ABK tidak jadi beban orang lain.
"Kami berikan berbagai keterampilan kepada siswa agar bias jadi modal ketika sudah lulus dari sekolah ini, sekolah bagi anak di SLB harus mampu mengubah hidupnya," ujar Kepala SLB Negeri 2 Bantul, Sri Andarini Eka Prapti SPd disela acara pisah sambut dengan kepala sekolah yang baru Hartati SPd MA, Selasa (10/1).
Selanjutnya Sri Andarini menjabat sebagai kepala sekolah di Yayasan Kesejahteraan Tuna Netra Islam (Yakatunis) Yogyakarta. Dalam acara itu juga dihadiri Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Luar Biasa (PLB) dan Dikdas Disdikpora DIY, Didik Wardoyo SE MPd dan Kasi PLB dan Dikdas DIY Purwadi SPd.
Sri Andarini mengungkapkan, siswa SLB Negeri 2 Bantul kebanyakan tuna rungu dan wicara sangat membutuhkan penanganan dan sistem pembelajaran khusus. Selama ini selalu dikatakan, siswa SLB harus bisa mandiri setelah lulus. "Siswa dari SLB harus ditolong dan diperhatikan dengan diberikan keterampilan, tidak cukup dengan rasa kasihan," jelasnya. Andarini mengungkapkan, stigma yang terjadi selama ini harus diubah agar anak bisa mandiri.
Sementara peringatan HUT ke-48 SLB Negeri 2 Bantul diisi dengan berbagai kegiatan, diantaranya, kunjungan ke panti, pasar murah, bazaar hasil karya siswa. Sementara dalam program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) diselenggarakn lomba sinopsis dan poster. Hari ulang tahun kali ini mengambil tema ‘Kami berkarya dan berwirausaha untuk membangun jiwa peduli sesama’. (Roy)