BANTUL (KRjogja.com) - Pasca tiang Jembatan Nambangan di Seloharjo Pundong Bantul bergeser beberapa waktu lalu, jembatan yang menghubungkan Nambangan Seloharjo Nangsri Srihardono Pundong Bantul itu langsung ditutup untuk semua aktivitas. Awalnya tidak satupun kendaraan berani melintasi lantaran takut runtuh, namun sejak satu pekan terakhir ini rambu larangan untuk tidak melintas tidak digubris sama sekali.
Kendaraan roda dua hilir mudik melintasi jembatan yang membentang di atas Sungai Opak itu. Warga sama sekali tidak menghiraukan keselamatan jiwanya, yang ada dipikiran warga bagaimana cepat sampai tujuan.
Ny Wiji yang rumahnya di sisi timur jembatan persis mengungkapkan, pada awalnya warga hanya berjalan kaki ketika lewat. Namun setelah itu warga mulai berani menuntun sepeda melewati jembatan.
"Setalah itu sampai sekarang tidak hanya sepeda onthel, motor sudah biasa lewat. Sepanjang hari hilir mudik motor lewat tanpa ada rasa takut,†jelasnya kepada KRjogja.com, Senin (02/12/2017).
Wiji mengungkapkan, banyaknya kendaraan karena warga satu sama lain saling menginformasikan jika jembatan bisa dilalui. Sejumlah bambu diujung jembatan yang semula untuk mencegah warga melintas kini sudah hilang.
Ny Ponirah warga Nambangan mengungkapkan, sebenarnya sangat takut ketika harus melintasi jembatan itu, namun ia tidak punya pilihan lain karena sangat jauh ketika harus memutar. Perempuan itu berharap pemerintan segera melakukan perbaikan agar bisa dilalui.
Sementara itu Lurah Desa Seloharjo Pundong Bantul Marhadi Badrun mengungkapkan, sebenarnya larangan untuk tidak menggunakan jembatan sudah jelas terpasang. Namun ketika harus jalan memutar jaraknya sangat jauh, warga akhirnya lebih memilih melewati jembatan tersebut dengan segala risiko yang akan dihadapinya. (Roy)