BANTUL (KRjogja.com) - Pasca terbitnya surat pemberitahuan pengosongan dan pembongkaran bangunan di kawasan gumuk pasir Parangkusumo Parangtritis Kretek Bantul 7 November lalu, sejumlah warga bersikukuh tidak akan membongkar bangunan. Mereka akan tetap bertahan dengan segala risiko, termasuk bangunan dirobohkan alat berat petugas. Padahal jika sampai 17 November 2016 warga tidak juga mengosongkan maka petugas akan mengambil sikap tegas.
Suhadi salah satu pemilik bangunan di kawasan Gumuk Pasir Parangtritis Kretek Bantul mengatakan, program pemerintah tersebut dinilainya tidak berpihak masyarakat di kawasan itu.Suhadi dan warga lainnya mengaku telah bertahun-tahun tinggal dan mencari makan dari kawasan ini, tetapi tiba-tiba ada program dari pemerintah yang membuat warga gumuk benar-benar merana.
"Kami ini hanya ingin semua dimusyawarahkan. Kami menolak membongkar karena kami merasa sangat dirugikan. Terus umpama kami robohkan mau di letakkan dimana,†ujar Suhadi.
Sementara Lurah Desa Parangtritis Kretek Bantul, Topo mengatakan sejauh ini belum ada warga digumuk pasir yang kena penertiban datang ke kelurahan minta untuk dicarikan tempat baru. Padahal sejak awal sudah jelas, warga asli parangtritis akan dicarikan tempat baru.
“Sejak awal kan jelas, warga asli Parangtritis akan dicarikan lokasi baru. Tetapi sampai sekarang belum ada yang datang, kurang apa pemerintah ini memikirkan rakyatnya,†ujar Topo.
Dijelaskan, pihaknya tidak akan mendatangi warganya di kawasan gumuk pasir karena dinilainya lebih baik. Bahkan adanya warga menolak merobohkan bangunan sendiri, pihaknya tidak pernah ambil pusing. “Biarkan saja, besok jika sudah sampai waktunya juga akan dirobohkan,†ujarnya. (Roy)