BANTUL (KRjogja.com) - Ribuan orang hadir untuk mengikuti prosesi labuhan satu Sura di Pantai Gua Cemara Gadingsari Sanden Bantul, Minggu (2/10/2016). Tradisi tahunan tersebut bukan seremonial, namun merupakan ikhtiar masyarakat kawasan itu untuk memohon kepada Allah agar diberi keselamatan dan kemudahan mencari rezeki. Dengan tradisi itu warga yakini mampu mendatangkan hidup berkah dan barokah. Pada hakekatnya tradisi labuhan satu Sura tersebut ungkapan syukur masyarakat.
Prosesi labuhan dimulai dari rumah kepala Dusun Patihan Gadingsari Sanden Agus Widodo menuju Pantai Gua Cemara. Disepanjang jalan juga dipentaskan kesenian tradisional reog serta tarian kolosal oleh warga setempat. Setelah sampai dikawasan pantai, gunungan langsung didoakan sebelum akhirnya diperebutkan warga dan pengunjung.
Sementara sejumlah makanan langsung dilabuh ke lautan. Sesepuh kampung sekaligus penggagas berdirinya Objek Wisata Pantai Gua Cemara, Sadiyo mengungkapkan, tradisi labuhan satu sura sudah dilakukan tiga tahun terakhir.
Dengan tradisi itu sebenarnya ungkapan syukur serta sebuah harapan semua jadi lebih baik. “Kami di kawasan ini menyadari, semua milik Allah. Sehingga harus kami syukuri sehingga nikmatnya senantiasa ditambah,†ujarnya. Â
Dalam acara itu juga dihadiri Kepala Satuan Patroli Direktorat Polair Polda DIY Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Bayu Herlambang, Kapospol Pantai Kuwaru dari Dir Polair Polda DIY, Aipda Boniman, Camat Sanden Fatoni.
Sementara Bupati Bantul, Drs H Suharsono mengungkapkan, tradisi di tengah masyarakat harus dilestarikan. Jangan sampai kesenian, kebudayaan tersebut justru tertutup oleh perkembangan zaman yang makin modern sekarang ini. Karena apapun alasannya, budaya dan kesenian harus dijaga kelestariannya. Jangan sampai generasi mendatang tinggal mendengar cerita tentang budaya di Negara sendiri.
“Ini kan bentuk ikhtiar masyarakat pesisir Gua Cemara minta dilimpahkan rezeki oleh Allah SWT,†ujarnya. (Roy)