bantul

Impor, Hancurkan Peternak Sapi Lokal

Senin, 27 Juni 2016 | 04:12 WIB

BANTUL (KRjogja.com) - Semangat pemerintah menekan  harga daging sapi dilevel Rp 80.000/kg  patut diapresiasi.  Namun kebijakan tersebut sekedar berpihak pada konsumen. Sebaliknya bagi peternak, langkah tersebut sangat menyedihkan. Efek dari kebijakan itu tidak saja merontokkan peternak. Tetapi sudah merusak program swasembada daging yang digulirkan pemerintah sendiri.

“Kenapa harus ngotot harga daging sapi harus murah,  konsumen secara nasional berkisar diangka 16 %, itu berada di Jakarta, Bogor, Bekasi, Tangerang, Depok dan kota besar lainnya,” ujar Ketua Umum Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI), Prof Dr Ir Ali Agus DAA dalam acara diskusi bersama anggota Kandang Kelompok Sidomulyo Desa Segoroyoso II Pleret Segoroyoso Pleret Bantul, Minggu (26/06/2016).

Agus yang juga Dekan Fakultas Peternakan UGM ini mengatakan, mestinya pemerintah bisa memetakan daerah dengan permintaan daging dalam jumlah banyak.  Karena kebutuhan daging hanya terpusat disejumlah kota besar di Indonesia. Dalam kondisi seperti itu , peternak sapi di Yogyakarta bisa menikmati harga mahal. Jangan sebaliknya justru membuka kebijakan impor untuk menurukan daging sapi. Sekarang ini dengan kebijakan impor itu  pemerintah justru memperjuangkan masyarakat Indonesia yang 16 % itu. Namun menghancurkan peternak sapi yang jumlahnya jauh lebih banyak. Biarlah harga daging sapi mahal, biar masyarakat juga bisa menentukan alternatif lainnya.(Roy)

Tags

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB