Krjogja.com - BANTUL - Sekitar sepuluh ribu siswi SMA/SMK/MA se-Kabupaten Bantul menari massal Shalawat Montro di Pantai Parangkusumo Parangtritis Kretek Bantul untuk memecahkan rekor MURI katagori terbanyak menari Shalawat Montro, Sabtu (26/08/2023). Tarian massal yang berdurasi sekitar 6 menit digelar di pantai selatan mulai pukul sekitar 07.30 WIB disaksikan ribuan penonton sehingga situasi objek wisata Parangtris dipadati penari dan pengunjung.
Tari Shalawat Montro merupakan tari warisan budaya tak benda Kabupaten Bantul. Saat menari massal di Parangkusumo, semua penari mengenakan kaos putih lengan panjang, dililit kain jarik, semua bercelana panjang warna hitam.
Dijelaskan oleh Bupati Bantul H Abdul Halim Muslih, Tari Shalawat Montro merupakan tarian yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda khas asli Bantul. Untuk mengajak para pelajar beraktifitas Pemkab Bantul sengaja mengajak para pelajar berkreasi sekaligus melestarikan tari yang aslinya dari Bantul sendiri.
"Tari Shalawat Montro yang aslinya dari Bantul ini merupakan tari endemik yang mengandung pesan- pesan religi. Agar selalu berbuat baik kepada Tuhan maupun kepada manusia," ungkap Bupati Bantul.
Tari Shalawat Montro pertama ditemukan di Kauman Pleret Bantul. Penciptanya menantu Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan HB VIII, yakni Kanjeng Pangeran Yudhonegoro sekitar tahun 1930.
Sedangkan Kepala Dinas Pariwisata Bantul, H Kwintarto Heru Prabowo SSos MM memaparkan, setelah digelar tari Shalawat Motro, siang hari hingga sore harinya diadakan mirab bregada dari Joglo Parangtritis hingga Parangkusumo. Malamnya panggung hiburan rakyat. (Jdm)