Krjogja.com, BANTUL - Kelompok ibu rumah tangga di padukuhan Besole Poncosari Srandakan Bantul mempunyai usaha memproduksi briket dengan bahan baku dari sabut kelapa dan beberapa jenis sampah yang berkalori tinggi. Selain memproduksi briket, emak - emak di Besole ini juga mengelola Bank Sampah Amanah Besole.
Produk briket di Besole ini setiap pekannya bisa mencapai 50 Kg, yang harga jualnya Rp 16.000 per Kg. Pembelinya masih terbatas kepada usaha warung kuliner dan usaha UMKM.
Wartinah selaku ketua pengurus pengelola Bank Sampah Amanah Rabu (8/11/2023) menjelaskan, kelompok ibu- ibu Besole yang mengelola Bank Sampah dan pembuatan briket sabut kelapa ada 15 orang ibu-ibu. "Jumlahnya yang mengelola ini 15 orang semua emak- emak," papar Wartinah.
Setiap harinya kelompok ibu- ibu ini bisa memproduksi briket 10 Kg. Untuk memproduksi 10 Kg briket membutuhkan bahan baku sabut kelapa sebanyak 50 Kg.
Untuk memperoleh bahan baku sabut kelapa, sementara tidak ada kendala, karena mudah diperoleh dari penjual es kelapa.
Proses pembuatan briket diawali dengan pembakaran sabut kelapa dan sampah lainnya yang ada kalorinya. Pembakaran bahan baku menggunakan tanki terbuat dari pipa besi berdiameter sekitar 80 Cm, hingga mencapai suhu 600 derajat Celsius.
Kemudian didinginkan dan digiling menjadi serbuk. Dari serbuk arang sabut kelapa itu kemudian diaduk dengan lem kanji menjadi adonan yang siap dicetak dan dipotong- potong berbentuk kubus sekitar 3 x 3 Cm. Setelah dikeringkan lalu dipacking siap jual. Harga jual briket buatan emak- emak ini Rp 16.000 per Kg.
Peralatan pembuatan briket sabut kelapa Besole ini merupakan bantuan dari program CSR PT Pertamina yang sebenarnya masih banyak penyempurnaannya. Seperti penambahan peredam debu, alat pengungkit tutup tanki pembakaran dan lainnya.
"Bank Sampah dan pembuatan briket sabut kelapa ini merupakan bagian dari upaya warga mendukung Bantul bebas sampah 2025," pungkas Wartinah. (*)