Krjogja.com - Bantul - Sekolah Lansia (Salsa) menggelar pelatihan ecoprint, packaging serta labeling di Juron Bantul. Program unggulan tersebut digelar bekerja sama dengan mahasiswa PPG Prajabatan Prodi IPA dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. Pelatihan tersebut mendatangkan ahli ecoprint Dr Insanul Qisti Barriyah, M.Sn, MCE (Dosen Seni Rupa UST), ahli desain dan packaging Dwi Susanto, S.Pd., M.Pd. (Dosen DKV UST) serta pengusaha ecoprint Sandi Yuliana.
Direktur Salsa DIY, Drg Prasasti Bintarum, Senin (13/5) mengatakan kurikulum sekolah lansia mencakup keagamaan, kesehatan serta keterampilan. Dengan cakupan tersebut, diharapkan lansia bisa tetap sehat, mandiri, berdaya dan bahagia. Dijelaskan, pihaknya sangat mendukung program tersebut. "Harapannya, produk ecoprint ini menjadi produk unggulan Salsa yang memiliki nilai ekonomis dan memberikan inspirasi bagi sekolah lansia lainnya," ujarnya.
Dalam program pelatihan itu, diawali dengan senam lansia sehat dilanjutkan pembuatan ecoprint. Ecoprint kata Prasasti Bintarum merupakan teknik pewarnaan kain dengan menggunakan berbagai tumbuhan yang dapat mengeluarkan pewarna alami, seperti daun, bunga dan kayu. Dalam pelatihan tersebut, Lansia membawa daun jati, daun lanang, daun singkong, daun papaya dan daun kelor serta bunga-bungaan. Prosesnya daun dan bunga tersebut diletakkan diatas kain primisima, kemudian dihaluskan selanjutnya dikukus hingga 1,5 jam.
Lansia juga mengikuti pelatihan pembuatan packaging menggunakan kardus berlapis dengan dedaunan kering seperti daun anggur, daun pare dan daun kersen. Konsep packaging selaras dengan konsep ecoprint yaitu ramah lingkungan. Materi terakhir yakni bincang dengan pengusaha ecoprint. Lansia belajar bagaimana pemasaran dan branding produk ecoprint agar bernilai ekonomis. Lansia antusias dan semangat mengikuti sampai akhir acara dan produk ecoprint yang sudah jadi diberi nama ecoprint Salju (Salsa Juron). (Roy)