KRjogja.com - BANTUL - Bakti sosial operasi katarak gratis dalam rangka Hari Bakti Dokter Indonesia ke-116 digelar di RS Nur Hidayah Bantul Jalan Yogya - Imogiri Timur, Sabtu (18/5/2024). Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Bantul dr Agus Tri Widiyantara MMR mewakili Bupati Bantul H Abdul Halim Muslih dan dihadiri perwakilan IDI Daerah se Indonesia.
Ketua IDI DIY dr Joko Mudiyanto Sp An MPH didampingi Ketua IDI Bantul dr Budi Nur Rohmah MH menjelaskan, kegiatan operasi katarak di RS Nur Hidayah ini merupakan salah satu rangkaian Hari Bakti Dokter Indonesia Ke-116 yang dipusatkan di DIY dan pelaksanaannya di mandatkan kepada IDI DIY.
Pasien yang menjalani operasi katarak ada 21 orang, mereka diutamakan yang tidak mempunyai kartu BPJS.
Baca Juga: Seminar Nasional Prodia Gut Health, Mind Health: Dampak Pencernaan Terhadap Kesehatan Mental
Kegiatan Hari Bakti Dokter Indonesia setelah operasi katarak dilanjutkan ke sentra kerajinan batik Giriloyo Wukirsari Imogiri untuk pemaparan penanganan stunting Kalurahan Selopamioro sebagai desa binaan IDI dalam upaya penurunan angka stunting.
Dokter Joko menjelaskan, bahwa stunting ini menjadi fokus dari IDI untuk bergerak bersama pemerintah dalam upaya pengentasannya. Sedangkan Selopamioro merupakan desa tertinggi angka stuntingnya di Bantul. Kegiatan lain masih dilanjutkan ke wilayah Sleman dan Gunungkidul.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Bantul dr Agus atas nama pemerintah dan masyarakat Bantul menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada IDI yang telah menggelar operasi katarak gratis untuk warga Bantul.
Baca Juga: JATMAN DIY Gelar Manakib dan Pengajian Akbar
Menurut dr Agus, penglihatan yang hilang akibat katarak penyebabkan turunnya bahkan lenyapnya produktivitas seseorang. Karena penderita harus bergantung kepada orang lain dalam menjalani kegiatannya sehari-hari. Sehingga gangguan katarak dapat berpengaruh terhadap sosial maupun ekonomi penderita.
"Maka kami sangat berterima kasih, mudah- mudahan operasi katarak ini paling tidak akan mempertahankan kehidupan sosial ekonomi para pasiennya dan warga masyarakat pada umumnya," pungkas dr Agus. (Jdm)