bantul

Arsip Gempa Jogja 2006 Dipamerkan, Jadi Pembelajaran dari Pengalaman Masyarakat

Senin, 27 Mei 2024 | 13:35 WIB
Pameran arsip gempa Jogja 2006 (Istimewa)



Krjogja.com - BANTUL - Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY menggelar Pameran Arsip dan Trip Wisata Pameran Arsip bertajuk Napak Tilas 18 Tahun Gempa Jogja 27 Mei 2006 di Gedung Depo Arsip, DPAD DIY, Senin (27/5/2024). Kegiatan dilakukan bertepatan dengan peringatan gempa 18 tahun Jogja 2006 sekaligus mengedukasi masyarakat mengenai kebencanaan.

Kepala DPAD DIY, Kurniawan mengatakan DIY berada di daerah yang rawan gempa sehingga masyarakat perlu memahami mitigasi bencana. Gempa Jogja yang terjadi 2006 silam dengan kekuatan 5.9 Skala Richter menjadi momentum tak mengenakkan yang diharapkan menjadi pembelajaran peradaban masyarakat kini dan nanti.

Namun pameran ini adalah bagian dari upaya untuk mengambil pelajaran dan memitigasi, meskipun gempa dan bencana lain tentu tidak pernah kita inginkan terjadi lagi,” ungkap Kurniawan pada wartawan.

Baca Juga: Anugerah Bintang Kerhormatan Nararya Anggota Polres Karanganyar Mendapat Kenaikan Pangkat Pengabdian

Kurniawan menambahkan dampak gempa tahun 2006 berdampak begitu besar bagi masyarakat dengan korban meninggal dunia antara 5.778 hingga 6.234 orang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mengklasifikasikan total kerusakan akibat gempa tersebut dalam kategori ekstrem, karena lebih dari 800 ribu orang kehilangan tempat tinggal, dengan kerugian finansial mencapai Rp29,1 triliun.

“Kami berharap kita semua dapat mengambil nilai-nilai positif dari peristiwa gempa tahun 2006. Jadi, jika terjadi gempa, masyarakat dapat lebih siap. Pameran ini kami tidak hanya menunjukkan arsip saja, namun mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pencegahan bencana,” tambahnya.

DPAD DIY sebagai lembaga kearsipan daerah mempunyai fungsi dan tugas memberikan pelayanan arsip statistik kepada masyarakat. Tak hanya menyimpan arsip, namun DPAD juga mengelola dan mengolahnya dengan baik agar arsip statistik yang disimpan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan.

Baca Juga: Pilkada 2024, Jumlah TPS Dipastikan Berubah Satu TPS untuk 600 Orang

“Dengan demikian maka terjaminnya keselamatan arsip statis sebagai kenangan kolektif bangsa dan bahan tanggung jawab bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” lanjutnya.

Kurniawan menilai arsip sebagai serpihan-serpihan peristiwa dapat membantu mengingat ingatan dan merekonstruksi kejadian. Arsip juga merupakan memori yang menjaga pengetahuan, sehingga tidak hilang seiring keterbatasan ingatan manusia.

“Arsip-arsip terkait gempa bumi tahun 2006 yang dipamerkan ini merupakan sebagian kecil dari khasanah arsip gempa bumi sebagai hasil rekaman informasi sekaligus bukti sejarah dari peristiwa yang pernah terjadi,” tandas dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Arsip Statis, DPAD DIY, Rakhmat Sutopo menambahkan pameran kearsipan tersebut diadakan untuk menyebarkan informasi kegempaan kepada masyarakat serta meningkatkan akses publik terhadap khazanah arsip. Ada tujuh kategori yang ditampilkan yakni informasi kegempaan, kerusakan, korban, pengungsian, bantuan, relawan dan Jogja Bangkit, dengan total arsip yang dicetak dan dilihat mencapai 33 unit.

“Kami kemas acara ini dengan arsip wisata yang diikuti 25 orang ke Desa Wisata Rumah Teletubbies Domes di Sleman dan titik pusat gempa di Imogiri. Semoga edukasi ini bisa membawa manfaat bagi masyarakat secara luas,” pungkas Rakhmat. (Fxh)

Tags

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB